Ana

Kamis, 08 November 2018

Orang Lanjut Usia Antre BPJS




            Ibu saya menggunakan BPJS untuk pelayanan kesehatannya. Biasanya ia akan pergi sendiri ke rumah sakit yang telah dikenalnya cukup baik. Terutama untuk kontrol rutin. Kami anak-anaknya kadang-kadang menemani. Kadang-kadang Mamah pergi sendiri karena dia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Kami yang tahu bahwa pelayanan di rumah sakit itu selalu baik pun tidak terlalu khawatir.
            Suatu kali, Mamah harus dirujuk ke rumah sakit lain yang alat-alatnya lebih canggih. Rumah sakit besar yang dikelola oleh TNI itu juga menerima pasien BPJS mandiri. Rumah sakit ini agak asing bagi Mamah. Karena itu kami anak-anaknya berusaha menemani sebisa mungkin setiap kali dia ke situ.
            Kemarin adalah giliran saya menemani Mamah. Adik saya sudah membekali dengan petunjuk rinci tentang apa saja yang perlu dilakukan beserta dengan persyaratannya. Kami berangkat dari rumah jam 7 pagi dan tiba di sana sektiar 20 menit kemudian. Waktu yang menurut saya masih pagi.
            Ternyata sudah banyak orang yang ada di sana. Tempat duduk yang berada di ruang tunggu sudah penuh orang. Sesekali saya mendapat tempat duduk. Namun, berkali-kali saya memberikannya kepada orang lain yang lebih “berhak”, orang-orang lanjut usia dan yang kondisi tubuhnya sedang tidak prima.
            Seperti biasa, saya membaca saat sedang menunggu. Saya membawa 2 buah buku yang sedang saya baca. Membaca sambil berdiri ternyata lebih susah. Berkali-kali fokus pandangan saya teralihkan. Tangan saya pun sempat agak gemetar saat memegang buku yang agak berat. Akhirnya saya mengamati keadaan sekitar saja.
            Di sekitar saya banyak orang yang sudah lanjut usia. Beberapa ada yang tidak kebagian tempat duduk. Saya melihat seorang ibu berambut putih sedang berdiri sambil terkantuk-kantuk. Orang-orang yang duduk di dekatnya tidak ada yang memberikan kursi. Mungkin karena mereka sama tuanya juga.
            Beberapa lainnya ada yang menggunakan kursi roda. Khusus yang ini tidak perlu mencari-cari tempat duduk. Mereka sudah membawanya sendiri. Biasanya ada yang menemani di sekitar mereka. Para pendamping inilah yang mendorong kursi-kursi roda itu. O ya, walaupun membawa tempat duduknya sendiri, kursi roda itu juga memerlukan tempat “parkir”. Nah, ini pun terlihat penuh.
            Di sekitar saya terlihat banyak orang yang tertidur sembari menunggu. Saya merasa agak prihatin melihatnya. Apalagi beberapa orang memang terlihat tidak sehatnya. Orang yang duduk di kursi roda tak jauh dari saya ternyata mau kontrol setelah opname. Pantas saja wajahnya tidak terlalu segar.
            Penantian untuk mendapatkan nomor antrean ternyata cukup lama. Rasanya lebih dari satu jam hanya untuk mendapatkan nomor antrean. Belum lagi untuk tindakannya. Saya tidak tahu ada kendala di mana tepatnya. Namun, yang saya perhatikan pelayanannya memang tidak terlalu tangkas. Masih banyak hal yang harus dibenahi dari BPJS kesehatan di negara ini. Semoga saja ada langkah nyata untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di negara ini. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini