Ana

Sabtu, 06 Oktober 2018

Struktur dan Kultur untuk Menghadapi Bencana


            Indonesia adalah negara yang rawan bencana. Baik itu bencana alam, atau pun bencana yang terjadi akibat ulah manusia. Yang jelas, letak Indonesia yang berada di antara 3 lempeng benua akan membuat Indonesia akan sering mengalami gempa. Baik itu gempa tektonik maupun vulkanik. Itu masih ditambah dengan bencana alam akibat ulah manusia seperti asap dan banjir.
            Walaupun bencana sering terjadi, saat ini penduduk Indonesia belum banyak yang sadar bencana. Bencana yang terjadi, setelah beberapa waktu akan dilupakan dan tidak dijadikan pelajaran. Akibanya, banyak korban bencana, yang seharusnya dapat selamat, tetapi menjadi korban bencana.
            Itu saja baru beberapa bulan bencana terjadi, apalagi apabila bencana tidak terjadi selama bertahun-tahun. Kadang-kadang keadaan aman damai bahkan melewati usia hidup manusia. Satu generasi yang pernah yang dulu pernah mengalami bencana tidak membagikan pengetahuannya kepada penerusnya. Akibatnya, banyak yang tidak memiliki pemahaman tentang bencana apalagi cara mencegahnya.
            Saya mengenal beberapa orang yang bekerta di institusi terkait bencana seperti BNPB dan BMKG. Beberapa dari mereka memiliki impian yang sama. Mereka ingin rakyat Indonesia lebih sadar bencana sehingga apabila terjadi bencana mereka dapat menolong diri mereka sendiri. Di beberapa negara, seperti Jepang, hal ini sudah berlangsung.
            Dalam beberapa perbincangan itu, ada juga yang menyebutkan tentang teknologi bangunan yang tahan gempa. Kalau yang ini saya memang tahu karena pernah mengikuti mata kuliah struktur gempa. Yang susah adalah mengubah budaya. Untuk hidup aman dan tenang di Indonesia, tidak hanya struktur yang perlu dipikirkan. Kulturnya juga. Masih terbentang jalan panjang untuk membuat struktur dan kultur sadat bencana di Indonesia ini. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini