Ana

Sabtu, 27 Oktober 2018

Sesajen di Depan Pintu yang Nyaris Terinjak




            Orang Bali banyak yang menganut agama Hindu. Salah satu ritual yang mereka lakukan setiap hari adalah memberikan sajen di beberapa tempat tertentu. Wadah sajen itu terbuat dari daun lontar atau kelapa muda. Di atas wadah ini disajikan bunga-bunga aneka warna, daun pandan, dupa, dan kadang-kadang ada gula (permen).
            Saya pernah menanyakan kepada orang Bali yang saya temui tentang isi dari sajen. Ternyata tidak ada ketentuan yang baku. Sajennya tergantung kerelaan hati dan kemampuan masing-masing orang. Sajen adalah salah satu tanda syukur kepada Sang Pencipta. Karena itu, beberapa sajen yang saya lihat isinya ada yang sama, ada pula yang berbeda.
            Salah satu tempat yang selalu diberi sajen adalah pintu masuk. Atau mungkin lebih tepatnya gerbang masuk. Di Ubud, sajen-sajen itu banyak yang diletakkan di trotoar. Orang yang melewati trotoar itu harus berhati-hati supaya tidak menginjak atau menendang sajen itu.
            Sajen yang sudah dipersembahkan pagi hari, esoknya sudah tidak ada artinya lagi. Sajen yang baru dan segar akan menggantikan sajen yang lama. Sebelum diganti dengan yang baru, sajen yang lama akan tetap berada di tempatnya kecuali dipindahkan baik dengan sengaja atau tanpa sengaja.
            Saya selalu berhati-hati supaya tidak menginjak sajen yang diletakkan di depan pintu. Walaupun mungkin tidak apa-apa apabila tak sengaja menginjaknya tetapi rasanya, kok, enggak tega, ya… Saya melihat sendir sajen itu disiapkan dengan sepenuh hati. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini