Ana

Rabu, 24 Oktober 2018

Mendatangi Ubud Writer and Reader Festival (UWRF) 2018




            Saya sudah tahu setiap tahun di Ubud diadakan Ubud Writer and Reader Festival (UWRF). Festival ini diadakan setelah pemboman di Bali yang menewaskan banyak orang itu. Salah satu tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memulihkan keadaan Bali setelah pemboman itu.
            Ubud Writer and Reader Festival pertama kali diadakan pada tahun 2004. Tahun 2018 ini adalah penyelenggaraan yang ke-15. Tempatnya tentu saja di Ubud, kota kecil yang penuh dengan seni itu. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Mudra Swari Saaraswati dan digagas oleh Janet DeNeefe, seorang perempuan Australia yang sekarang menetap di Ubud.
            Beberapa tahun yang lalu, saya pernah berniat mendatangi festival ini. sebagai seorang reader dan juga writer, saya tertarik dengan acaranya. Saya juga tertarik pada Ubud, kota yang dipenuhi dengan seni itu. Namun, niat itu belum kesampaian sampai tahun 2018 ini.
            Tahun ini, UWRF diselenggarakan selama 4 hari mulai tanggal 24 sampai 28 Oktober 2018. Saya memantau programnya sejak berbulan-bulan yang lalu. Saya memilih-milih program mana yang akan saya hadiri. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli tiket festival untuk 4 hari. Artinya saya boleh datang ke semua program pada keempat hari itu. Nanti tinggal dipilih saja apakah saya akan mendatangi semuanya atau hanya beberapa saja.
            Selain membeli tiket festival, tetnu saja saya harus membeli tiket perjalanan ke sana. Tiket ini sudah saya siapkan jauh-jauh hari juga. Baik itu tiket pesawat maupun tiket bus. Saya naik pesawat dari Jakarta ke Bandara I Gusti Ngurah Rai kemudian melanjutkan perjalanan dengan bus ke Ubud.
            Yang tidak kalah penting adalah tempat tinggalnya. Saya ingin tinggal di tempat yang tenang dan tidak berisik. Kalau bisa suasananya agak tradisional. Maka saya pun meluangkan cukup banyak waktu mencari tempat tinggal yang nyaman tetapi harganya masih terjangkau. Ternyata ada banyak sekali pilihan tempat menginap di Ubud. Saking banyaknya, saya sampai bingung. Saya sempat mem-booking 8 tempat sekaligus di situs khusus untuk booking penginapan. Saya berani melakukannya karena tidak ada down payment ataupun denda apabila ada pembatalan sebelum tanggal yang ditentukan.
            Pilihan untuk penginapan saya akhirnya jatuh pada homestay yang letaknya sekitar 1,8 km dari pusat kota. Saya rasa jarak segitu cukup menjauhkan dari keriuhan pusat kota wisata. Jarak segitu juga masih terjangkau dengan berjalan kaki. Saya memang memiliki niat untuk berjalan kaki sebagai alat transportasi di sana.
            Saya sudah mendarat di Bali sehari sebelum festival diadakan. Sudah ada beberapa rangkaian acara yang menjadi bagian festival apda hari itu. Namun, saya lebih memilih untuk berjalan-jalan menjelajah kota dan mencoba aneka makanan khas di sana.
            Selama 4 hari festival itu, dapat dikatakan saya hanya mengikuti setengahnya saja. Setengah waktu lainnya saya gunakan untuk berjalan-jalan. Ada juga kalanya saya terbaring kelelahan sampai sakit kepala. Hampir semua sesi yang saya ikuti meninggalkan kesan. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini