Saya
pernah mengunjungi BMKG dalam rangka mencari bahan untuk artikel tentang gempa
dan tsunami. Selain wawancara, saya juga diperbolehkan berkunjung ke tempat
pemantauan data gempa bumi dan tsunami. Data dari seluruh penjuru Indonesia
dikirimkan ke tempat ini
Beberapa
pantauan data itu ada yang tidak ada angkanya. Saat saya tanyakan ternyata
karena alatnya, yang berada di laut itu, hilang. Hilangnya kemungkinan besar
karena dibawa (atau dicuri) oleh orang. Alat yang hilang itu beberapa belum ada
pengantinya yang baru karena keterbatasan biaya.
Saya
kemudian menanyakan apakah ada kemungkinan terhanyut karena diletakkan di laut
lepas. Ternyata risiko hanyut sudah diperhitungkan oleh pembuatnya. Ada jangkar
yang menjaga alat itu supaya tidak hanyut. Hilangnya alat itu sudah dapat
dipastikan karena keterlibatan manusia.
“Ngapain
juga ngambil alat kaya gitu? Apa gak tau alat itu penting buat kehidupan banyak
orang?” tanya saya keheranan.
Tidak
ada jawaban yang pasti tentang hal itu. Dari perbincangan dengan rekan-rekan di
BMKG, memang ada orang yang mengambil perlengkapan itu untuk dijual sebagai
barang bekas. Ada juga yang tidak tahu alat itu benda apa sehingga saat
menemukannya di laut langsung membawanya pulang. Alat yang kegunaannya sangat
penting itu menjadi hampir tak berguna saat berada di tangan orang yang tak
tepat.
Beberapa
alat belum digantikan dengan yang baru karena biayanya yang mahal. Saya ngerti
aja sih kalau mengganti kehilangan tidak dianggarkan. Tentunya alat ini
diperkirakan memiliki umur yang cukup panjang sehingga tidak perlu
sering-sering menggantinya. Namun, alat itu sangat penting untuk mendeteksi
gelombang laut, terutama apabila terjadi tsunami. Apabila kita sudah tahu lebih
dahulu apa yang terjadi di tengah laut. Kemungkinan untuk menyelamatkan
orang-orang yang tinggal di darat akan lebih besar.
Baru-baru
ini terjadi tsunami di daerah Sulawesi Tengah. Tsunami ini dapat dikatakan
termasuk terlambat terpantaunya karena informasinya baru didapatkan dari alat
pemantau di pantai. Saat itu gelombang tsunami telah mencapai pantai.
Benar-benar sudah terlambat untuk mengeluarkan peringatan. Semoga saja ini
menjadi pelajaran bagi kita bersama. Semoga saja alat-alat pemantau tinggi air
yang hilang di lautan itu segera diganti dengan yang baru. {ST}