Toge
(atau tauge) goreng adalah salah satu makanan kesukaan saya. Makanan ini
berbahan toge (ya iyalah), mi kuning, lontong, tahu, dan bumbu oncom atau
tauco. Toge goreng banyak dijual di daerah Bogor. Kalau di Jakarta biasanya ada
di perhelatan besar seperti Pekan Raya Jakarta. Makanan init ermasuk makanan
pinggiran yang biasanya dijual gerobakan. Ada juga yang dijual pikulan.
Salah
satu yang selalu menjadi pemikiran saya setiap menyantap toge goreng adalah
cara memasaknya. Toge goreng sama sekali tidak digoreng. Biasanya, saat membeli
toge goreng kita dapat melihat proses memasak toge. Toge yang sepertinya sudah
direbus itu, dipanaskan pada piringan logam berbentuk agak cekung yang berisi
air.
Kalau
dilihat sekilas, memang seperti digoreng. Daging untuk hamburger dan martabak
asin cara menggorengnya seperti itu. Namun, dengan adanya air di situ, proses
itu bukan lagi menggoreng. Menggoreng, kan, seharusnya menggunakan minyak.
Kalau menggunakan air, sih, namanya merebus.
Walaupun
sudah berkali-klai memikirkannya dan protes tentang cara memasaknya, saya tetap
tidak mengubah nama makanan ini menjadi tauge rebus. Bagaimana pun cara
masaknya, yang penting rasanya. Makanan enak ini tetap bernama toge goreng. {ST}