Sedotan
biasanya terbuat dari bahan plastik. Setelah digunakan, sedotan biasanya
langsung dibuang. Sedotan bekas memang tidak dapat digunakan untuk fungsi yang
sama lagi. Lagian siapa pula yang mau menyimpan sedotan bekas. Benda ini pun
harganya murah sekali. Kebanyakan orang tidak merasa sayang untuk membuangnya.
Sedotan
yang sudah dibuang ini, tidak banyak yang memanfaatkannya. Ukurannya yang
relatif kecil membuat benda ini mudah berpindah. Banyak juga di antaranya yang
masuk ke tempat aliran air seperti got, parit, dan sungai. Aliran air itu
kemudian membawa sedotan ke laut.
Belum
lama ini, diketahui bahwa jumlah sedotan yang berada di laut banyak sekali.
Bentuknya yang ramping sering dikira makanan oleh fauna laut. Tentunya akan membahayakan
kalau mereka sampai memakannya. Akibatnya, dimulailah gerakan untuk minum tanpa
mengurangi sedotan untuk mengurangi jumlah sedotan ini.
Gerakan
minum tanpa sedotan ini tidak terlalu bergaung. Kebanyakan orang tidak terlalu
peduli. Apalagi ada isu yang jauh lebih menarik di tanah air saya ini. Tempat
makan dan minum yang pernah saya datangi hampir tidak ada yang melakukan
kampanye ini. Mereka tetap menyediakan sedotan sebagai pelengkap minuman tanpa
harus dipesan.
Perlu
kepedulian lebih dari orang supaya gerakan ini berhasil. Saya sudah mencoba
untuk minum tanpa menggunakan sedotan. Sejauh ini cukup berhasil. Pernah juga
tidak berhasil karena sedotannya sudah dimasukkan ke dalam minumannya. {ST}