Pada
kunjungan saya ke Ciputra Artpreneur, ada yang menarik perhatian saya. Ada
pameran lukisan untuk mengenang 100 tahun Hendra Gunawan. Hendra Gunawan adalah
salah satu pelukis terkenal di Indonesia. Pada tahun 2018 ini menjadi
peringatan 100 tahun kelahirannya.
Ciputra,
sang pemiliki Ciputra Artpreneur, sudah lama menjadi penggemar karya Hendra
Gunawan. Pengusaha yang berkarya di bidang properti ini mengoleksi banyak karya
Hendra Gunawan. Bahkan karya yang dimilikinya itu lebih banyak daripada yang
dimiliki oleh sang pelukisnya.
Pak
Ciputra memang berniat untuk membuat galeri khusus yang memajang akrya Hendra
Gunawan. Niatnya itu tidak hanya disampaikan melalu perkataan, tetapi juga
perbuatan. Di gedung milik Pak Ciputra itulah galeri khusus itu dibuat,
Saat
memasuki ruang pameran, pengunjung disambut oleh sejarah hidup Hendra Gunawan,
sang pelukis. Kehidupannya sebagai pelukis ternyata tidak mudah. Pelukis ini
bahkan pernah beberapa tahun mendekam di penjara. Ada beberapa karyanya yang
terinspirasi dari kehidupannya itu.
Saya
cukup menikmati lukisan-lukisan itu. Lukisan Pak Hendra umumnya berukuran besar
dan memberi fokus khusus pada tubuh wanita. Lukisan itu kebanyakan menggunakan
cat minyak yang tebal. Ada beberapa lukisan yang terlihat abstrak. Ada juga
lukisan yang “bercerita”.
Salah
satu lukisan yang paling berkesan buat saya adalah lukisan Arjuna yang sedang
menyusui. Lukisan ini dibuat berdasar latar belakang Pak Hendra yang memang
berkecimpung di dunia seni. Hendra Gunawan tidak hanya pelukis. Ia juga aktif
dalam sandiwara (drama), pembuat patung, dan puisi. Nah, Arjuna yang dilukiskan
itu adalah pemeran Arjuna dalam sandiwara. Arjuna yang dikisahkan berwajah
tampan itu memang kadang-kadang diperankan oleh permpuan.
Perlu
waktu berjam-jam untuk menikmati seluruh lukisan yang ada di galeri itu.
Pengelola galeri sepertinya juga memahami hal ini dengan menempatkan beberapa
tempat duduk tanpa sandaran di dalam galeri ini. Pengunjung dapat duduk sambil
memandang dan menikmati lukisan-lukisan itu. Namun, karena keterbatasan waktu,
saya tidak bisa terlalu lama berada di sana.
Dari
sejarah kehidupannya yang tertera di dinding galeri, Hendra Gunawan menghabiskan sisa hidupnya di Ubud, Bali.
Kota kecil ini memang dihuni oleh banyak seniman. Ia tinggal sampai akhir
hayatnya di situ. Saya berniat untuk mencari jejaknya saat datang ke Ubud. {ST}