Rumah yang menempel pada tongkonan |
Saya pernah menginap di rumah tongkonan, rumah adat Toraja. Rumah
tongkonan yang terbuat dari kayu itu terdiri dari 3 ruangan yang sudah diatur
tata cara penggunaannya. Padahal, gaya hidup zaman sekarang belum tentu
terakomodasi dengan 3 ruangan yang terbatas itu.
Beberapa
rumah tongkonan yang dihuni, dilengkapi dengan bangunan lain yang menempel
padanya. Bangunan yang menempel ini ada yang bergaya rumah Bugis, ada juga yang
tidak ada gayanya sama sekali. Bangunan itu buat aneka kegiatan yang tidak
dapat dilakukan di rumah tongkonan. Di rumah tongkonan yang pernah saya inapi,
bangunan yang menempel di sebelahnya digunakan sebagai ruang kamu, kamar tidur,
dan dapur. Toilet dan kamar mandi berada di bangunan yang terpisah.
Beberapa
rumah tongkonan lainnya, tidak dihuni. Rumah ini ada hanya sebagai simbol
budaya. Rumah itu dijaga dan selalu dibersihkan secara teratur. Akan tetapi
tidak ada orang yang sehari-harinya tinggal di situ. Orang yang menjaganya
biasanya tinggal di dekat situ juga, di rumah “biasa”, yang tidak berbentuk
tongkonan.
Setelah
meninggalkan Toraja, saya kemudian mencari lebih banyak informasi tentang adat
istiadat dan juga bentuk rumahnya yang menarik. Tongkonan memang masih
dilestarikan. Namun, banyak juga orang Toraja yang tidak lagi membuat rumahnya
dalam bentuk tongkonan. Kepraktisan dan fungsional menjadi sebagian alasannya.
Saat ini sudah umum bagi setiap penghuni rumah untuk memiliki kamar pribadi.
Sedangkan tongkonan yang hanya memiliki 3 ruangan yang sudah ditentukan
penggunaannya tentu tidak mencukupi.
Rumah
yang menempel pada tongkonan sekilas memang terlihat “merusak” tongkonan.
Namun, di sisi lain, adanya rumah tempelan itu membuat tongkonan yang menempel
padanya lebih lestari. Bentuk dan fungsinya tetap terjaga seperti yang sudah
diatur oleh adat istiadat. {ST}