Ana

Sabtu, 23 Juni 2018

Novel Snow Flower




            Saya sudah lama melihat novel ini di rak perpustakaan. Novel berukuran kecil itu ada di perpustakaan gereja dan perpustakaan kantor. Seorang teman pernah memberi rekomendasi untuk membacanya. Namun, saya tidak langsung membacanya. Saya baru membaca novel ini belum lama ini. Benar saja, novel ini ternyata bagus dan mengesankan.
            Novel ini mengisahkan tentang seorang perempuan Tiongkok bernama Lily pada tahun 1800an. Lily dilahirkan sebagai anak ketiga pada sebuah keluarga petani yang tidak terlalu kaya. Lily menjalani pengikatan kaki pada usia 7 tahun. Ya, ia hidup di saat kakikaki kecil perempuan Tiongkok dianggap sebagai sesuatu yang cantik.
            Seorang Mak Comblang yang melihat kaki Lily, langsung melihat potensi anak itu. Mak Comblang itu sudah memiliki rencana untuk menjodohkan Lily dengan seorang anak orang terkemuka di desa lain yang lebih maju. Novel ini menceritakan masamasa kehidupan Lily, mulai dari anak petani miskin sampai menjadi wanita utama dalam keluarga kaya.
            Saya sempat berhenti beberapa hari membaca novel ini. Bukan karena ceritanya tidak menarik, namun karena saya merasa ngilu saat membayangkan pengikatan kaki. Untuk menghasilkan kaki yang kecil, kaki seorang anak perempuan ditekuk ke bagian dalam. Anakanak kecil itu dipaksa berjalan walaupun kakinya luar biasa sakitnya. Tulangtulang mereka patah saat pembentukan kaki kecilnya. Dalam novel itu dikisahkan adik perempuan Lily meninggal karena infeksi pada kakinya yang diikat. Huft! Sampai saat catatan ini saya buat, saya masih merasa ngilu membayangkannya. Apalagi kaki saya besar begini. Tidak terbayang bagaimana sakitnya apabila diikat paksa supaya menjadi kecil.
            Snow Flower atau Bunga Salju, yang menjadi judul novel ini, adalah sahabat sehati Lily. Sahabat sejati (laotong) adalah suatu keistimewaan dalam budaya saat itu karena tidak semua orang memilikinya. Sahabat sejati ini dijodohkan oleh Mak Comblang dan mereka membuat perjanjian di kuil. Sepasang sahabat sejati akan berbagi kehidupan mereka walaupun mereka telah menikah.
            Bunga Salju datang dari keluarga yang berada selama beberapa keturunan. Sayangnya keadaan keluarganya tidak selalu baik. Ayahnya yang pecandu tidak dapat mengelola harta keluarga dengan baik. Keluarga ini akhirnya terpaksa menjual harta benda mereka. Mereka jatuh miskin. Bunga Salju juga terkena imbasnya. Keluarganya yang miskin membuatnya mendapatkan jodoh yang miskin pula. Bunga Salju berjodoh dengan seorang tukang jagal, seorang dengan profesi yang dianggap hina.
            Secara keseluruhan saya mengapresiasi baik novel ini. Jalan ceritanya runtun dan dapat diikuti dengan baik. Melalui novel ini pembaca juga dapat belajar tentang budaya Tiongkok pada saat itu. Saya sudah cek dari sumber yang terpercaya tentang budaya pengikatan kaki. Ternyata memang sama seperti yang diceritakan di novel ini. Saya merekomendasikan novel ini bagi yang suka membaca. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini