Saat
berkendara menggunakan bus, kita pasti bertemu banyak orang dengan kepribadian
yang berbeda. Ada cukup banyak orang yang suka mendengarkan musik saat dalam
perjalanan di bus. Kebanyakan menggunakan headphone
atau earphone. Musik yang mereka
dengar hanya untuk mereka sendiri. Kalaupun sampai terdengar, hanya
samar-samar.
Namun,
ada juga yang mendengarkan musik tanpa menggunakan headphone atau earphone.
Musik yang diputarnya itu juga dapat didengarkan oleh orang lain yang berada di
sekitarnya. Kadang-kadang saya bertemu dengan orang yang seperti ini. Saya
merasa agak terganggu dengan yang seperti ini. Apalagi kalau musiknya bukan
jenis yang saya sukai.
Suatu
hari, saat pulang kerja, saya benar-benar terganggu dengan suara musik dari HP
seorang penumpang. Saat itu lagu yang terdengar adalah lagu My Heart will Go On yang dinyanyikan
oleh Celine Dion. Lagu yang menjadi lagu latar film Titanic ini sebenarnya
bagus, kok. Hanya saja volume suaranya waktu itu terlalu keras sampai terasa
mengganggu.
Saya
memerhatikan beberapa orang yang berada di sekitar saya. Hampir semuanya
bereaksi tidak senang, terutama yang sedang tidur. Walaupun menampilkan wajah
yang tidak senang, tidak ada penumpang yang berani menegur orang itu. Saya juga
tidak. Bukan karena tidak berani, tetapi karena malas berurusan dengan urusan
sepele seperti itu.
Lagu
yang berirama melankolis itu akhirnya habis. Tak lama kemudian, lagu lain
berkumandang, masih dinyanyikan oleh Celine Dion. Lagu ini temponya lebih cepat
dan sepertinya tidak semua orang menyukainya. Orang-orang yang bergerak gelisah
makin banyak. Saya, yang juga gelisah, memberanikan diri untuk menegur orang
itu. Namun, sebelum saya sempat menegurnya, petugas bus sudah lebih dulu
melakukannya.
Penumpang
itu menuruti permintaan petugas bus untuk mengecilkan suaranya. Di sekitarnya
ada banyak orang yang mengomel tentang etika mendengarkan musik dalam bus.
Sepertinya banyak orang, termasuk saya, menganggap mendengarkan musik dengan
suara nyaring itu adalah sesuatu yang tidak sopan. {ST}