Ana

Minggu, 29 April 2018

Gelang Kaki Manik-Manik




            Sudah beberapa bulan ini saya mengenakan gelang manik-manik di kaki. Gelang itu saya beli di Palangkaraya di toko khusus oleh-oleh. Saya membelu 2 buah gelang yang niatkan akan saya kenakan di pergelangan tangan yang sama.
            Setelah digunakan di pergelangan tangan, rupanya bear lingkaran kedua gelang ini tidak sama. Ada satu yang lebih besar lingkarannya, sampai-sampai rasanya hampir terlepas dari tangan.
            Akhirnya saya pun melepaskannya dan menggunakannya di kaki. Gelang itu dapat masuk ke kaki saya. Saya pun kemudian memakainya selama berhari-hari. Sampai suatu saat saya sudah agak bosan dan mau melepaskannya. Saya mendorong-dorong gelang itu tetapi tidak kunjung dapat terlepas. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya saya memutuskan untuk tetap memakai gelang kaki itu.
            Setelah dipakai selama berbulan-bulan, ternyata saya cukup menyukainya. Kaki saya yang agak kekar itu terlihat sedikit lebih keren he he he… Kaki saya juga sudah terbiasa menggunakannya. O ya, saya juga baru tahu ternyata ada orang yang memandang orang yang menggunakan gelang kaki dengan konotasi negatif. Katanya  orang baik-baik tidak mengenakan gelang kaki. Anggapan ini saya abaikan saja. Orang tidak berhak menghakimi orang lain hanya berdasarkan gelang kakinya.
            Saya juga tetap menggunakannya saat pijat refleksi. Memijat kaki yang ada gelangnya membuat sang terapis harus lebih berjuang. Pernah ada terapis yang ingin melepaskannya. Saya persilakan saja, kalau bisa. Ternyata ia tidak berhasil melepaskannya.
            Suatu kali saat mandi, saya membersihkan gelang itu. Saat menggerakkannya dengan cara menggulungnya, ternyata gelang itu bisa dikeluarkan dari kaki saya. Saya pun mencobanya beberapa kali dan menemukan trik untuk melepaskan gelang kaki  itu.
            Walaupun sudah menemukan trik melepaskan gelaang kaki itu, saya masih suka memakainya. Saat menuliskan catatan ini, ada sebuah gelang kaki yang melingkar di kaki kiri saya. {ST}

Jumat, 27 April 2018

Kertas Dinding Motif Bata


            Di beberapa tempat, kebanyakan di luar negeri,  banyak bangunan berdinding bata yang tidak dilapis lagi. Jadi, di dinding itu terlihat batu-batu bata warna kemerahan yang tersusun.
            Bangunan di Indonesia dindingnya kebanyakan dilapisi lagi. Tembok yang tersusun dari bata ditutupi lagi dengan plester sehingga dinding terlihat polos. Dinding bangunan seperti ini sangat umum digunakan di Indonesia sehingga dinding yang terlihat batanya terlihat unik.
            Saya ingat waktu kecil dulu pernah memandang dengan kagum sebuah bangunan rumah yang terususun dari bata. Waktu itu saya menyebutnya seperti istana dari luar negeri.
            Saat sedang makan di sebuah rumah makan, saya kembali teringat pada istana itu. Dinding rumah makan itu terlihat seakan-akan seperti susunan batu bata. Dinding itu dilapisi dengan kertas dinding bermotif susunan bata. {ST}

Rabu, 25 April 2018

Antrean Beli Sepatu




            Pernah beredar info ada diskon besar-besran sepatu merk terkenal. Merk sepatu ini memang benar-benar terkenal, kok. Merk ini sering menjadi sponsor aneka cabang olahraga. Model iklannya pun terkenal. Model sepatunya juga keren-keren. Sepatu-sepatunya kebanyakan juga enak digunakan. Yang enggak enak harganya. Harganya mahal banget. Tidak semua kalangan dapat membelinya.
            Saat mendapat informasi akan ada diskon merk sepatu itu, saya juga tertarik. Saya mendatangi mall tempat diadakannya acara diskon itu. Namun, ketertarikan saya langsung hilang melihat antreannya yang panjang sekali. Antrean itu bukan hanya antrean membayar di kasir, lo. Antrean masuk tokonya pun ramai.
            Akhirnya saya hanya melewati toko yang super ramai itu. Anehnya, saya tidak terlalu menyesal karena tidak mendapatkan sepatu dengan harga diskon. Setelah saya ingat-ingat, saya lebih sering membeli sepatu merk saingannya. Sepertinya saya harus bersyukur tidak jadi membuang uang saya untuk sepatu harga diskon yang tidak terlalu saya perlukan. {ST}

Senin, 23 April 2018

Angkot Terintegrasi Tranjakarta




            Stiker bertulisan tentang angkot yang terintegrasi dengan tranjakarta menarik perhatian saya. Saya akhirnya menanyakan hal itu ke petugas transjakarta yang saya temui. Katanya, angkutan kota alias angkot akan terintegrasi dengan transjakarta. Penumpang hanya perlu membayar sekali untuk perjalanan yang ditempuhnya dengan menggunakan transjakarta dan angkot. Saat itu, sedang dilakukan uji coba untuk pelayanan itu.
            Saya jarang naik angkot. Rute sehari-hari yang saya lewati dapat dicapai dengan menggunakan bus transjakarta. Namun, saya menyambut baik hal itu. Kota besar seperti Jakarta seharusnya memang memiliki layanan transportasi yang baik. Apalagi setiap pemimpin kota ini selalu bercita-cita untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
            Layanan angkutan terintegrasi sudah banyak dilakukan di kota-kota lain. Berbagai moda angkutan saling terhubung sehingga memudahkan orang untuk berkendara.
            Berharap tentunya boleh saja. Akan tetapi harus disertai juga dengan perbuatan untuk mencapainya. Di stiker itu, saya lihat ada tulisan uji coba. Semoga saja uji cob aini berhasil dan terus dilanjutkan dan menjadi lebih baik. {ST}

Parkiran Tampak Atas



            Ada ilmu khusus tentang tempat parkir. Seorang teman saya pernah khusus belajar tentang ini dan mengambil tema ini untuk skripsinya. Salah satu yang harus diketahui adalah kapasitas ruang untuk parkirnya kemudian dibandingkan dengan estimasi jumlah kendaraan yang akan menggunakannya.

            Desain tempat parkir, biasanya mengutamakan kapasitasnya, bukan keindahannya. Dari beberapa alternatif, dipilih yang dapat menampung kendaraan paling banyak. Walaupun mungkin saja bentuknya tidak keren atau penggunanya tidak leluasa karena sempit lahannya.

            Saat sedang membantu teman saya mengerjakan skripsinya itu, saya pernah berangan-angan mau membuat tempat parkir yang seperti bunga atau seperti kipas. Setelah itu, saya tidak pernah lagi mengingat hal itu sampai saya mengamati sebuah tempat parkir dari lantai tingkat tinggi. Dari lantai atas itu terlihat parkiran mobil di pelatarannya itu dibentuk seperti kipas. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini