Sebuah
tulisan di Pasar Beringharjo menarik perhatian saya. Tulisannya “ayo blonjo
neng pasar”. Saya menyempatkan diri untuk memotretnya. Hasilnya blur, alias
kabur kurang jelas.
Walaupun
fotonya kurang jelas, ingatan tentang tulisan itu terlalu jelas. Karena otak
saya sudah langsung menyambungnya dengan peristiwa lain, yaitu sistem belanja
online alias daring.
Sistem
belanja daring konon kabarnya berperan besar mengurangi omset pasar
tradisional. Hampir semua dagangan yang ada di pasar tradisional memang dapat
pula ditemui pasar daring. Kemungkinan pasar yang terletak di ujung Jalan Malioboro
itu juga terkena dampaknya.
Imbauan
“ayo blonjo neng pasar” memang tepat untuk menanggulangi penurunan omset itu.
Pengalaman belanja di pasar memang berbeda dengan belanja daring. Walaupun
sering belanja daring dengan alasan lebih praktis, saya juga menikmati belanja
ke pasar dan menikmati suasananya. {ST}