Libur
Natal biasanya selalu kami rencanakan dengan baik. Sebagai orang yang merayakan
Natal, keluarga kami selalu berusaha berkumpul bersama. Biasanya kami berkumpul
di rumah. Berhubung keluarga kami memiliki 2 buah rumah di kota yang berbeda,
maka biasanya kami merayakan Natal di kedua kota itu secara bergantian.
Natal
selalu berarti sukacita, di mana keluarga berkumpul bersama, biasanya sambil
makan-makan. Nah, inilah yang luput dari perhatian saya. Namun, selalu menjadi
perhatian para ibu rumah tangga. Menyiapkan makanan itu dapat dikatakan sebagai
sesuatu yang merepotkan. Mamah mengatakan kalau tahun ini ia tidak mau terlalu
repot menyiapkan makanan. Kalau bisa, Natal dirayakan tidak di rumah. Ia sempat
mengusulkan ke Bali. Sekalian liburan bersenang-senang katanya.
Saya
sebenarnya tidak terlalu mengerti bagaimana repotnya menyiapkan makanan dan
membuka rumah. Mungkin karena saya memang tidak terlibat sepenuhnya. Saya hanya
ikut menyiapkan saat ada waktu luang. Saat sedang bekerja, saya tidak terlalu
memikirkan urusan open house dan
ketersediaan daging di pasar. Natal artinya waktu bersenang-senang, sementara
para ibu rumah tangga seperti Mamah stress memikirkan open house.
Mendengar
alasan Mamah yang ingin liburan, saya mengusulkan untuk ke Jogja saja. Ada
beberapa pertimbangan yang menjadi alasannya. Jogja adalah kota wisata. Di
Jogja, kami juga memiliki banyak saudara yang dapat kami kunjungi. Mamah
menyetujui ide ini. Karena itulah kami menghabiskan waktu liburan bersama di
Jogja pada akhir tahun 2017 ini. {ST}