Suatu hari saya merasa “terjebak”
dalam acara yang dihadiri beberapa menteri. Dalam acara itu, para menteri
menyampaikan kinerjanya selama ini. Saya menyimak dengan baik sambil
mencari-cari hal yang cocok dengan dunia anak-anak. Siapa tahu ada yang bisa ditulis
menjadi artikel menarik di media anak tempat saya numpang berkarya.
Ada banyak hal yang menarik, namun
tidak semuanya dapat ditulis menjadi artikel untuk pembaca anak-anak. Salah
satu hal yang paling menarik adalah konsumsi masyarakat terbawah di Indonesia.
Masyarakat terbawah, yang kemampuan finansialnya dapat dikatakan rendah,
menggunakan uangnya untuk beli beras, rokok, dan telur. Itu adalah 3 besar dari
pengeluaran mereka.
Kalau mereka menggunakan uangnya
untuk beli beras, itu masuk akal. Nasi, yang berasal dari beras adalah makanan
potok di negeri ini. Telur juga dapat dimaklumi. Telur adalah makanan bergizi
yang murah. Selain itu, telur juga praktis. Telur memiliki kemasan alami berupa
cangkang. Kalau buat rokok? Nah, itu yang membuat saya heran dan kepikiran.
Saat ini hampir semua orang sudah
tahu kalau rokok itu lebih banyak bahayanya daripada gunanya. Kampanye
antirokok juga telah dimulai selama beberapa tahun ini. Walaupun demikian, saya
tahu berhenti merokok memang tidak mudah. Orang-orang yang sudah kecanduan
rokok tidak dapat menghentikan kebiasaan itu dengan mudah. Saya mengenal
beberapa orang yang seperti itu. Orang-orang yang kadang- kadang lebih memilih
rokok daripada makanan. Namun, saya tidak menyangka bahwa banyak orang yang
menjadikan rokok sebagai prioritasnya, sampai-sampai masuk 3 besar dalam
pengeluaran keluarganya.
Saya menyampaikan hal itu kepada
orang yang saya temui setelah keluar dari ruangan itu. Dia seorang awak media
yang sesekali bersinggungan dengan “masyarakat terbawah” itu. Menurut dia, itu
memang benar. Dia beberapa kali melihat kenyataannya. Rokok, biasanya buat
bapaknya, lebih penting daripada pakaian anak atau kebutuhan sekolah. Makan
dengan garam pun tidak apa-apa, yang penting ada rokok. Saya menggelengkan kepala
mendengarnya.
Untuk meringankan
beban masyarakat terbawah itu, pemerintah membantu pengadaan beras murah.
Selain itu peternakan ayam petelur juga didukung. Dukungannya selain untuk
pengadaannya, juga untuk distibusinya. Langkah lain yang juga tidak kalah
penting adalah kampanye tentang bahaya rokok. Saya rasa ini sudah langkah yang
tepat untuk mengatasi masalah ini. Tinggal dijalankan saja. Semoga saja suatu
saat nanti rakyat Indonesia makin sejahtera. {ST}