Ana

Sabtu, 04 November 2017

Pengeluaran Masyarakat Paling Bawah




            Suatu hari saya merasa “terjebak” dalam acara yang dihadiri beberapa menteri. Dalam acara itu, para menteri menyampaikan kinerjanya selama ini. Saya menyimak dengan baik sambil mencari-cari hal yang cocok dengan dunia anak-anak. Siapa tahu ada yang bisa ditulis menjadi artikel menarik di media anak tempat saya numpang berkarya.
            Ada banyak hal yang menarik, namun tidak semuanya dapat ditulis menjadi artikel untuk pembaca anak-anak. Salah satu hal yang paling menarik adalah konsumsi masyarakat terbawah di Indonesia. Masyarakat terbawah, yang kemampuan finansialnya dapat dikatakan rendah, menggunakan uangnya untuk beli beras, rokok, dan telur. Itu adalah 3 besar dari pengeluaran mereka.
            Kalau mereka menggunakan uangnya untuk beli beras, itu masuk akal. Nasi, yang berasal dari beras adalah makanan potok di negeri ini. Telur juga dapat dimaklumi. Telur adalah makanan bergizi yang murah. Selain itu, telur juga praktis. Telur memiliki kemasan alami berupa cangkang. Kalau buat rokok? Nah, itu yang membuat saya heran dan kepikiran.
            Saat ini hampir semua orang sudah tahu kalau rokok itu lebih banyak bahayanya daripada gunanya. Kampanye antirokok juga telah dimulai selama beberapa tahun ini. Walaupun demikian, saya tahu berhenti merokok memang tidak mudah. Orang-orang yang sudah kecanduan rokok tidak dapat menghentikan kebiasaan itu dengan mudah. Saya mengenal beberapa orang yang seperti itu. Orang-orang yang kadang- kadang lebih memilih rokok daripada makanan. Namun, saya tidak menyangka bahwa banyak orang yang menjadikan rokok sebagai prioritasnya, sampai-sampai masuk 3 besar dalam pengeluaran keluarganya.
            Saya menyampaikan hal itu kepada orang yang saya temui setelah keluar dari ruangan itu. Dia seorang awak media yang sesekali bersinggungan dengan “masyarakat terbawah” itu. Menurut dia, itu memang benar. Dia beberapa kali melihat kenyataannya. Rokok, biasanya buat bapaknya, lebih penting daripada pakaian anak atau kebutuhan sekolah. Makan dengan garam pun tidak apa-apa, yang penting ada rokok. Saya menggelengkan kepala mendengarnya.
Untuk meringankan beban masyarakat terbawah itu, pemerintah membantu pengadaan beras murah. Selain itu peternakan ayam petelur juga didukung. Dukungannya selain untuk pengadaannya, juga untuk distibusinya. Langkah lain yang juga tidak kalah penting adalah kampanye tentang bahaya rokok. Saya rasa ini sudah langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Tinggal dijalankan saja. Semoga saja suatu saat nanti rakyat Indonesia makin sejahtera. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini