Ana

Rabu, 29 November 2017

Jalur Mobil-Mobilan




            Mobil-mobilan yang berjalan di lantai itu menarik perhatian saya. Mobil-mobilan kecil itu berjalan di jalur yang sama berulang-ulang. Jalurnya sendiri berupa garis hitam yang bentuknya seperti stiker.
            Mainan itu kelihatannya sederhana, namun menimbulkan inspirasi untuk saya. Mobil kecil itu, dapat berjalan di jalurnya tanpa harus dikendalikan. Teknologi yang sama, apabila digunakan pada mobil beneran, tentunya akan memudahkan. Mobil dapat berjalan tanpa harus dikemudikan. Semoga saja kelak menjadi kenyataan. {ST}

Senin, 27 November 2017

Memotret dari Jendela Pesawat




            Sudah beberapa waktu ini, saya suka memotret landas pacu bandara. Saya juga suka mengabadikan momen saat lepas landas. Semacam hobi baru gitu, deh. Saya mengabadikannya dengan menggunakan kamera poket saya. Kadang-kadang, saat tugas luar kota dari kantor, saya juga mengabadikannya dengan kamera DSLR.
            Untuk mendukung hobi baru ini, saya selalu memilih tempat duduk di dekat jendela. Biasanya, sih, kesampaian. Rasanya tahun ini hanya 1 kali penerbangan di mana saya mendapat tempat duduk di sisi gang. Kesempatan ini juga saya gunakan untuk memotret.
            Selain memotret landas pacu, saya juga sering memotret pemandangan dari jendela pesawat. Beberapa foto yang saya buat itu, saya jadikan pelengkap dalam beberapa artikel saya. Baca artikelnya di www.bobo.id {ST}

Sabtu, 25 November 2017

Bakpao dan Tiang Listrik yang Mendadak Terkenal




            Pertengahan November 2017 ada trending topic yang istimewa. Bakpao dan tiang listrik menjadi trending topic. Banyak orang yang membicarakannya. Itu karena peristiwa seorang pejabat yang mobilnya menabrak tiang listrik. Konon kabarnya, kepalanya benjol sebesar bakpao. Sejak saat itu, kata “bakpao” selalu mengingatkan orang akan peristiwa itu.
            Suatu malam, saya memotret penjual bakpao dan dagangannya yang mangkal di depan gereja. Saat itu saya sedang menunggu jemputan. Pemotretan itu sebenarnya iseng saja. Sambil menunggu dan menghilangkan kebosanan. Setelah fotonya jadi, ada yang berbicara di samping saya, “Motret bakpao, ya?”
            Pertanyaan itu membuat semua orang yang mendengarnya tertawa geli. Iya memang benar saya memotret bakpao, lengkap dengan penjualnya. Lengkap pula dengan tiang listriknya. Semua yang mendengar langsung teringat pada peristiwa tabrakan tiang listrik yang mengakibatkan penumpangnya benjol sebesar bakpao itu. Sementara itu, bapak penjual bakpao terlihat bingung. Orang-orang yang tertawa itu tidak ada seorang pun yang membeli dagangannya. {ST}

Kamis, 23 November 2017

Kuda dan Delman di Jakarta




            Pada saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), saya melihat beberapa delman berderetan di dekat pusat perbelanjaan Sarinah. Kehadiran mereka menarik perhatian saya. Selain karena jarang bertemu, seingat saya delman pernah dilarang beredar di area sekitar Monas. Daerah Sarinah itu, kan, enggak terlalu jauh dari Monas.


            Saya memotret beberapa delman yang saya temui. Ada yang sedang berjalan, ada juga yang sedang parkir di pojok jalan menunggu penumpang. Sambil menyantap soto, saya mengamati delman-delman itu. Saya bertanya-tanya sendiri, kuda-kuda itu sehari-harinya ada di mana? Tentunya di tempat yang cukup jauh dari pusat kota. Pasti mereka datang ke tempat ini dengan berjalan kaki.
            Esoknya, saya membaca kabar tentang seekor kuda yang kakinya patah. Kuda itu adalah penarik delman yang mangkal di sekitar Sarinah. Saya langsung tersentak. Mungkin saja itu salah satu kuda yang saya lihat kemarin. Saya langsung membaca tautan berita tentang kuda itu untuk mencari tahu tentang nasibnya.
            Kuda yang kakinya patah itu ditolong oleh seorang dokter hewan. Namun, pertolongan itu tidak terlalu memadai karena seharusnya ada beberapa tindakan yang tidak dapat dilakukan karena keterbatasan. Salah satunya karena keterbatasan peralatan pada saat itu. Pemilik kuda akhirnya memutuskan untuk membawa pulang kudanya menggunakan mobil. Kuda yang kakinya patah ini rencananya akan dikirim ke tempat jagal untuk disembelih.
            Beberapa orang pecinta binatang kemudian mengumpulkan uang untuk menebus kuda ini supaya tidak disembelih. Kuda malang itu memang tidak disembelih, namun tetap menghadapi kematiannya di hari yang sama. Kuda itu disuntik mati. Konon kabarnya, mati dengan cara ini tidak terlalu menyakitkan bagi di kuda.
Kematian kuda delman ini menjadi perbincangan tersendiri di media maya, terkait dengan wacana mengembalikan delman ke daerah Monas. Banyak yang mencela kebijakan yang dianggap tanpa pertimbangan itu. Ada juga yang menganggapnya hanya sebagai perlawanan atas kebijakan pejabat sebelumnya.
Saya sendiri tidak setuju apabila delman kembali beroperasi di kota sebesar Jakarta. Apalagi apabila lalu lintasnya masih seperti sekarang ini. Ada sangat banyak kendaraan bermotor di jalanan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi keselamatan kuda maupun penumpang delmannya. Lain halnya apabila tidak banyak kendaraan di Jakarta. Delman tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Semacam sarana untuk piknik gitu, deh. {ST}

Selasa, 21 November 2017

Jajanan Saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor




            Hari Minggu pagi tanggal 19 November 2017 saya menuju ke sekitar Jalan Thamrin Jakarta. Saya akan menghadiri undangan acara anak-anak dalam rangka kampanye bebas rokok. Acara itu diadakan di area Jalan Thamrin, yang termasuk dalam area Hari Bebas Kendaraan Bermotor.
            Setelah menghadiri acara tersebut, saya berjalan-jalan menikmati jalanan yang bebas kendaraan bermotor itu. Ada beberapa pemandangan menarik yang saya temui. Antara lain banyaknya jajanan yang dijual sepanjang jalan. Pemandangan itu tidak hanya menarik untuk dilihat, tetapi juga untuk dimakan. Akibatnya, saya pun mengeluarkan dompet untuk membelinya.
            Saya berhenti beberapa kali untuk jajan. Baru belakangan saya sadar ternyata saya jajan banyak sekali. Dalam waktu sekitar 3 jam itu saya jajan soto ayam, kue cubit, jagung mainis, dan es krim tung tung. Saya sebenarnya masih mau jajan cilok, tahu gejrot, dan jeruk peras. Namun, perut sudah tidak muat lagi. Suatu hari nanti, saya akan kembali lagi. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini