Ana

Jumat, 06 Oktober 2017

Dana untuk Riset Sedikit




            Saya sering menulis tentang sains atau iptek. Saya menulisnya di media anak tempat saya numpang berkarya. Selain karena suka, saya juga ingin membagikan pengetahuan tentang iptek dalam bacaan yang mudah dibaca. Informasi tentang iptek, yang dapat dipercaya, biasanya tertulis dalam jurnal yang tidak terlalu mudah dibaca. Dapat dikatakan tidak terlalu menarik, lah. Akibatnya, sangat sedikit orang yang mau membacanya.
            Untuk membuat sebuah artikel tentunya perlu referensi. Saya sering membaca jurnal ilmiah untuk referensi tentang flora dan fauna. Makin sering mencari tahu, makin tahu saya bahwa banyak sekali yang saya belum tahu. Ada banyak hal yang belum pernah ada penelitian ilmiahnya. Tentu saja, jurnal ilmiahnya pun tidak ada.
            Indonesia yang beriklim tropis ini memiliki banyak sekali kekayaan alam, baik flora maupun fauna. Saya berniat mengangkat kekayaan alam itu dalam tulisan-tulisan saya. Sayangnya, sumber-sumber ilmiahnya tidak banyak. Demikian pula fotonya. Padahal foto dan gambar adalah sesuatu yang penting dalam tulisan untuk anak-anak. Beberapa artikel dapat saya lengkapi dengan foto hasil jepretan saya sendiri.
            Saya mencoba mencari informasi ke lembaga-lembaga ilmu pengetahuan. Di lembaga-lembaga ini, cukup banyak informasi yang dapat saya gunakan. Namun, lebih banyak lagi yang belum ada informasinya. Tanpa bertanya pun dapat diketahui sebabnya, yaitu karena kurangnya biaya riset. Info itu dapat diketahui di situs resmi lembaga-lembaga ilmu pengetahuan itu. Biaya riset konon kabarnya sangat kecil jika dibandingkan dengan pendapatan domestik bruto. Kejadian seperti ini terjadi hampir di seluruh negara berkembang, di mana warga negaranya masih berkutat memenuhi kebutuhan primernya.
            Sudah bukan rahasia, penghargaan atas seorang peneliti di Indonesia tidak sebesar di beberapa negara lain. Tak heran jika banyak orang yang kuliah di luar negeri, dan memilih jalan sebagai peneliti, tidak kembali lagi ke tanah airnya. Pilihan ini dapat dimaklumi apalagi kalau dia harus menghidupi keluarganya.
            Minimnya dana riset dapat disiasati dengan sinergi, bekerja sama dengan industri. Riset yang dilakukan tentu saja dengan tujuan supaya dapat digunakan dalam bidang industri. Beberapa sudah melakukannya. Ini adalah jalan tengah yang dapat diambil sekarang ini walaupun mungkin saya ada “udang di balik batunya”.
            Sampai sekarang, saya masih terus menulis tentang iptek. Saya berharap anak-anak kecil yang membacanya akan menjadi tertarik pada pengembangan iptek. Semoga saja mereka kelak dapat berperan serta dalam pengembangan iptek dunia. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini