Saya sering menulis tentang sains
atau iptek. Saya menulisnya di media anak tempat saya numpang berkarya. Selain
karena suka, saya juga ingin membagikan pengetahuan tentang iptek dalam bacaan
yang mudah dibaca. Informasi tentang iptek, yang dapat dipercaya, biasanya tertulis
dalam jurnal yang tidak terlalu mudah dibaca. Dapat dikatakan tidak terlalu
menarik, lah. Akibatnya, sangat sedikit orang yang mau membacanya.
Untuk membuat sebuah artikel
tentunya perlu referensi. Saya sering membaca jurnal ilmiah untuk referensi tentang
flora dan fauna. Makin sering mencari tahu, makin tahu saya bahwa banyak sekali
yang saya belum tahu. Ada banyak hal yang belum pernah ada penelitian
ilmiahnya. Tentu saja, jurnal ilmiahnya pun tidak ada.
Indonesia yang beriklim tropis ini memiliki
banyak sekali kekayaan alam, baik flora maupun fauna. Saya berniat mengangkat
kekayaan alam itu dalam tulisan-tulisan saya. Sayangnya, sumber-sumber
ilmiahnya tidak banyak. Demikian pula fotonya. Padahal foto dan gambar adalah
sesuatu yang penting dalam tulisan untuk anak-anak. Beberapa artikel dapat saya
lengkapi dengan foto hasil jepretan saya sendiri.
Saya mencoba mencari informasi ke
lembaga-lembaga ilmu pengetahuan. Di lembaga-lembaga ini, cukup banyak
informasi yang dapat saya gunakan. Namun, lebih banyak lagi yang belum ada
informasinya. Tanpa bertanya pun dapat diketahui sebabnya, yaitu karena kurangnya
biaya riset. Info itu dapat diketahui di situs resmi lembaga-lembaga ilmu
pengetahuan itu. Biaya riset konon kabarnya sangat kecil jika dibandingkan
dengan pendapatan domestik bruto. Kejadian seperti ini terjadi hampir di
seluruh negara berkembang, di mana warga negaranya masih berkutat memenuhi
kebutuhan primernya.
Sudah bukan rahasia, penghargaan
atas seorang peneliti di Indonesia tidak sebesar di beberapa negara lain. Tak
heran jika banyak orang yang kuliah di luar negeri, dan memilih jalan sebagai
peneliti, tidak kembali lagi ke tanah airnya. Pilihan ini dapat dimaklumi
apalagi kalau dia harus menghidupi keluarganya.
Minimnya dana riset dapat disiasati
dengan sinergi, bekerja sama dengan industri. Riset yang dilakukan tentu saja
dengan tujuan supaya dapat digunakan dalam bidang industri. Beberapa sudah
melakukannya. Ini adalah jalan tengah yang dapat diambil sekarang ini walaupun
mungkin saya ada “udang di balik batunya”.
Sampai sekarang, saya masih terus
menulis tentang iptek. Saya berharap anak-anak kecil yang membacanya akan
menjadi tertarik pada pengembangan iptek. Semoga saja mereka kelak dapat
berperan serta dalam pengembangan iptek dunia. {ST}