Kecewa
adalah perasaan yang manusiawi. Perasaan kecewa memang umum terjadi pada
manusia. Saya juga pernah mengalaminya. Menurut saya perasaan kecewa adalah
perasaan yang paling sulit diatasi. Beberapa peristiwa kekecewaan saya itu juga
ada yang saya tuliskan di blog ini.
Baca juga: Kecewa
Dengan makin
bertambahnya umur, saya makin bisa mengelola kekecewaan. Yang jelas saya makin
sadar bahwa saya memiliki pilihan saat mengalami rasa kecewa. Pilihan untuk
memilih reaksi. Dari banyak pilihan itu, ada 2 pilihan yang mendasar, yaitu
pilihan yang positif atau negatif. Saya membuat sendiri penggolongan ini berdasarkan
akibat yang ditimbulkannya.
Membuat
pilihan ini perlu latihan dan pemikiran yang tidak seketika terjadi. Perlu
waktu bertahun-tahun untuk dapat memilih pilihan yang tepat. Sebelum itu
terjadi, saya sudah melakukan kesalahan banyak sekali, termasuk membeberkannya
di dunia maya.
Menurut saya
membeberkan kekecewaan di dunia maya bukanlah pilihan yang tepat. Membeberkan
di dunia maya, misalnya di status Facebook, akan dibaca oleh banyak orang.
Orang yang membacanya kemudian akan menjadi terpengaruh. Pengaruh itu dapat
berupa cara pandang orang itu berubah menjadi sama dengan orang yang meng-update status, atau malah menentangnya. Ada juga yang
kemudian merasa senasib dengan orang tersebut. Orang yang senasib ini kemudian
menuliskan pengalaman buruknya yang membuatnya kecewa. Laman itu kemudian
berubah menjadi halaman curhat orang-orang yang dikecewakan.
Mengungkapkan
rasa kecewa secara lisan juga berbahaya. Terutama saat mengungkapkannya kepada
orang yang belum terlalu kenal. Atau sebenarnya yang sudah kenal baik namun
punya tabiat penggosip. Rasa kecewa yang kita ungkapkan secara lisan itu
kemungkinan menyebar dan menjadi pergunjingan. Selain itu juga akan mengungkit
ingatan orang-orang yang mendengarnya sehingga ikut mencari-cari apa saja yang
membuatnya menjadi kecewa.
Saya
membuat catatan ini saat melihat banyaknya ungkapan kekecewaan di linmasa media
sosial saya. Sekalian juga sebagai pengingat supaya saya lebih bijak lagi
mengelola kekecewaan. {ST}