Tadi
pagi saya naik bus transjakarta gandeng. Saya memilih duduk di paling depan,
tak jauh dari kabin pengemudi. Dari tempat duduk saya, dapat terlihat jelas
aktivitas pengemudi. Biasanya, sih, tidak ada yang terlalu menarik perhatian
seperti kejadian pagi ini.
Bus
yang saya tumpangi itu berhenti di perlintasan kereta api. Baru saja bus
berhenti, sang pengemudi langsung berdiri. Saya terkejut melihat gerakannya
yang mendadak itu. Saya yang semula tidak terlalu memerhatikannya langsung
memusatkan pandangan saya ke bapak pengemudi itu.
Rupanya
ia pun sadar kalau saya sedang memerhatikannya. Bapak itu berbalik ke saya
sambil melakukan beberapa gerakan peregangan otot.
“Pegel,
Mbak,” ujarnya dari balik kaca.
Saya
mengangguk mengerti. Saya dapat memahami kalau bapak itu pegal karena terlalu
lama duduk. Pekerjaannya sebagai pengemudi memang mengharuskannya untuk duduk.
Sepertinya memang hanya itulah kesempatannya untuk berdiri sejenak. {ST}