Ana

Sabtu, 19 Agustus 2017

Naik Kereta Api ke Jogja Bersama Orang Tua




            Orang tua saya sudah cukup lama berniat mau ke Jogja. Cucu–cucu mereka, alias keponakan–keponakan saya, tinggal di Jogja. Hanya saja mereka tidak dapat segera mewujudkannya karena berbagai alasan. Baru pada pertengahan bulan Agustus 2017 inilah rencana itu terwujud.
            Perkembangan pelayanan kereta api beberapa tahun ini cukup pesat. Kecanggihan dan kenyamanan itu, yang terkait dengan teknologi terkini, kadang-kadang malah membuat orang seangkatan orang tua saya bingung. Kebingungan itu tentunya akan ditambah pula dengan penanganan barang bawaan yang harus dilakukan mandiri. Itu sebabnya kami bersaudara sepakat supaya ada salah satu anaknya yang ikut dalam perjalanan bersama orang tua kami. Saya yang menemani mereka naik kereta api.
            Saya membeli tiket kereta api secara online. Saya juga memilih tempat duduknya berdekatan. Berhubung kami jalan bertiga, saya memiliih 2 tempat duduk berpasangan dan sebuah lagi di belakangnya. Dua dari 3 kursi itu berada di dekat jendela. Mamah yang berniat untuk melihat pemandangan sudah pasti akan menduduki kursi dekat jendela.
            Kursi dekat jendela yang satunya lagi, rencananya akan saya duduki sendiri. Saya memang suka duduk dekat jendela. Selain itu, akan lebih tepat rasanya kalau Mamah duduk berdua dengan Papah dan saya duduk di belakangnya. Ternyata Papah juga mau duduk dekat jendela. Saya pun akhirnya mengalah. Saya cukup sering bepergian, sementara Papah belum tentu akan bisa naik kereta api lagi dalam waktu dekat ini.
            Mamah melihat-lihat ke luar jendela hampir selama perjalanan. Sepertinya dia senang sekali melihat sawah dan pohon-pohon. Banyak sekali pohon yang dikomentarinya. Mamah hanya tidur sebentar tak lama setelah makan. Papah juga sepertinya cukup menikmati pemandangan. Perjalanan ini semacam piknik bagi mereka.
            Siangnya, kami membeli makan siang di Reska, restoran kereta api. Restoran ini menempati gerbong sendiri. Letaknya 2 gerbong dari gerbong yang kami tempati. Kami berjalan ke sana dengan langkah goyah, sejalan dengan pergerakan kereta api. Setelah makan, kami kembali berjalan terombang-ambing menuju gerbong kami.
            Perjalanan selama 8 jam itu membuat badan agak pegal. Saya yang masih muda saja merasa pegal. Orang tua saya apalagi. Mereka langsung beristirahat tak lama saat tiba di penginapan. Walaupun lelah, sepertinya perjalanan ini menyenangkan bagi mereka. Saya pun ikut senang. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini