Ana

Senin, 31 Juli 2017

Aneka Keong di Keong Mas




            Saat menanti jam pertunjukan di Teater Keong Mas, saya mengamati aneka keong yang dipajang di ruang tunggunya. Pengamatan itu tadinya hanya untuk keong yang kebetulan berada di dekat tempat saya duduk. Lamalama saya jadi mengamati hampir seluruh keong yang dipajang di situ. Saya juga memotretnya.
            Keong yang dimaksud di sini adalah hewan bercangkang keras. Ada yang tinggal di laut, di sungai, dan juga di lumpur sawah. Bentuk mereka beraneka macam. Ada yang bulat, ada yang tajam berduri. Keanekaragaman itulah yang membuat saya tertarik untuk mengamatinya. Beberapa jenis keong nantinya akan saya tulis menjadi artikel di media anak tempat saya numpang berkarya. {ST}

Minggu, 30 Juli 2017

Nonton Bareng Mamah di Keong Mas




            Sudah lama sekali rasanya sejak saya terakhir kali mengunjungi Keong Mas. Keong Mas adalah teater besar berbentuk keong dan berwarna emas yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah. Keong Mas pernah menjadi ikon kebanggaan dari TMII. Teater ini adalah teater yang pertama kali menggunakan tekonologi 3 D di Indonesia.
            Sebenarnya saya cukup sering melewatinya selama beberapa tahun belakangan ini, namun saya tidak pernah secara sengaja mengunjunginya. Selalu ada saja hal lain yang lebih penting. Atau ada hal lain yang menjadi pilihan saya saat itu.
            Belum lama ini saya kembali nonton di Teater Keong Mas. Saya nonton bersama Mamah. Filmnya tentang alien alias makhluk ruang angkasa. Acara nobar ini sebenarnya tidak kami rencanakan. Saat itu kami sedang menanti jam pertunjukan yang akan diadakan sore harinya tak jauh dari tempat itu.
            Mamah sebenarnya bukan orang yang suka menonton film tentang alien dan aneka sains fiksi tentang ruang angkasa lainnya. Kali ini perkecualian karena sekalian ngadem di dalam ruangan teater he he he... Maka jadilah saya membeli 2 tiket untuk jadwal film pukul 13.00 WIB.
            Film yang kami tonton itu durasinya hanya sekitar 30 menit. Film animasi itu mengisahkan makhluk dari planet lain yang mencoba mencari tempat tinggal baru. Mereka mendarat di Bumi, tepatnya di sebuah taman hiburan yang belum dibuka. Makhlukmakhluk itu kemudian mencoba aneka wahana yang ada di taman hiburan itu. Nah, petualangan mereka inilah yang disajikan dalam film animasi singkat ini. Untuk jalan ceritanya, hampir tidak bergerak. Dapat dikatakan bergerak sangat lamban.
            Petualangan mereka yang melewati jalan berliku dan loronglorong itu akan menjadi pengalaman yang menegangkan dan menyenangkan bagi orang yang dapat menikmatinya. Saya kebetulan yang kurang dapat menikmatinya. Berkalikali saya harus mengalihkan pandangan dari tengah layar karena merasa agak pusing. Itu memang salah satu trik kalau sampai pusing saat melihat film 3D. Mamah yang duduk di samping saya sama sekali tidak menikmati filmnya. Ia lebih memilih untuk tidur sepanjang film.
            Di sekitar kami ada beberapa keluarga yang datang bersama anakanaknya. Sepertinya anakanak kecil itu cukup terhibur melihat film itu. Semoga saja tempat ini dapat terus menjadi tempat hiburan bagi anakanak Indonesia. Sayang kalau sampai harus ditutup. Tempat ini desainnya sangat bagus dan unik. {ST}

Jumat, 28 Juli 2017

Cerita Anak yang “Menyeramkan”




            Saya menghadiri acara untuk anak-anak beberapa hari yang lalu. Salah satu acaranya adalah pementasan teater oleh sanggar yang anggotanya anak-anak. Saya menantikan penampilan mereka walaupun waktu pementasannya sempat ditunda karena beberapa kendala.
Anak-anak itu sepertinya sangat senang akan mentas. Penundaan membuat beberapa dari mereka berwajah kesal. Perubahan drastis segera terjadi ketika akhirnya ada pengumuman bahwa mereka akan segera tampil. Beberapa orang anak bersorak gembira.
Penampilan anak-anak itu diawali dengan nyanyian riang. Baru kemudian dilanjutkan dengan dialognya. Saya yang semula tersenyum melihat penampilan mereka, lama-lama jadi mengernyitkan kening. Cerita yang ditampilkan itu agak “menyeramkan”
Cerita yang dikisahkan adalah tentang anak yang diculik. Anak ini tidak hanya sekedar diculik tetapi juga mendapat perlakuan yang tidak semestinya, lengkap dengan adegan kejahatannya.
Kemungkinan besar ide cerita itu berasal dari kejadian sehari-hari, di kota metropolitan ini. Kejahatan terhadap anak dapat dianggap berita yang biasa ada di media massa. Saya turut prihatin akan kenyataan itu. Namun kalau sampai dijadikan ide buat drama, kok, ya rasanya agak berlebihan. Apalagi dengan adegan kejahatannya.
Kebanyakan anak-anak, setahu saya, belum dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang benar dan mana yang salah. Dengan mendapat pemaparan seperti itu dapat membuat anak terpengaruh. Sebaiknya anak mendapat pengaruh baik dari sekitarnya karena lingkungan akan membentuk kepribadian anak tersebut.
Setelah beberapa saat menonton penampilan mereka, akhirnya saya tidak tahan. Saya akhirnya melangkahkan kaki  dan pergi. Semoga saja pengelola sanggar itu dapat membuat kreasi yang lebih baik. Kreasi yang dapat membuat kehidupan anak-anak itu semakin baik. {ST}

Rabu, 26 Juli 2017

Bersyukur Karena Tak Memantau Berita Lembaga Tinggi




            Hari-hari bulan Juli 2017 dipenuhi oleh berita tentang lembaga tinggi di negara ini. Berita itu bukanlah berita baik. Salah satu berita yang paling menghebohkan adalah seorang ketua lembaga tinggi dinyatakan sebagai tersangka korupsi. Berita itu bisa dipantau dengan mudah saat ini. Namun saya tidak mau menuliskannya di blog ini.
            Saya sempat tidak memantau perkembangan dunia maya di awal bulan Juli. Saya tidak tahu ada perkembangan yang membuat kehebohan dan menjadi bahan perbincangan semua orang. Saya tidak terlalu merasa aneh karena saat itu sedang berada sangat jauh dari ibu kota negara ini.
            Tidak lama setelah menginjakkan kaki di Bandara Soekarno – Hatta, saya sudah diajak berbincang tentang tema itu. Tentang para petinggi lembaga tinggi yang menjadi tersangka. Saya sampai tergagap-gagap menanggapinya. Akhirnya saya menjadi pendengar yang antusias. Saya mendengar dengan seksama apa yang disampaikan oleh kenalan baru saya itu.
            Lembaga yang dipimpin oleh orang itu adalah lembaga yang seluruh anggotanya dipilih oleh rakyat. Sebagai rakyat, saya tidak akan mau dipimpin oleh seorang pencuri seperti itu. Entah bagaimana rakyat lainnya. Saya hanya1 di antara lebih dari 200 juta rakyat di NKRI ini. {ST}

Rabu, 19 Juli 2017

Komidi Putar di Pasar Malam





            Komidi putar selalu ada di wahana pasar malam. Wahana ini juga selalu ada di taman-taman hiburan seperti Dunia Fantasi. Komidi putar, atau apapun sebutannya, adalah roda raksasa yang di sekelilingnya ada tempat duduknya. Tempat duduk ini ada yang kecil dan hanya dapat diduduki 1 orang, ada juga yang sebesar ruang kelas.
            Saya masih ingat waktu kecil dulu saya sangat ingin naik komidi putar. Wahana ini segera kehilangan daya tariknya saat pertama kali saya menaikinya. Ternyata rasanya “gitu doang”. Wahana yang dinikmati dengan duduk itu memang rasanya ya… seperti sedang duduk. Tidak ada tantangannya.
            Saat berkunjung ke taman hiburan, komidi putar bukanlah pilihan utama saya. Saya lebih memilih wahana lain yang lebih seru. Komidi putar menjadi pilihan saat sudah kelelahan. Wahana ini memang cocok menjadi tempat istirahat sambil menikmati pemandangan.
            Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke Pekan Raya Jakarta. Di arena pekan raya itu juga ada komidi putar. Bagi yang ingin naik komidi putar, harus membeli tiket seharga Rp 20.000. Tiba-tiba saya ingin naik komidi putar. Saya sudah sempat mengantre di depan loket tiket sebelum akhirnya membatalkan niat itu.
            Saya melihat ada banyak sekali anak-anak kecil dan orang tua mereka. Ada yang wajahnya senang, ada yang wajahnya lelah. Mereka mengantre dan berharap untuk dapat naik wahana itu. Saya tidak terlalu ingat alasan mengapa saya akhirnya keluar dari barisan antrean. Saya hanya mengamati wahana itu berputar dari jauh dan memotretnya beberapa kali. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini