Saya
menghadiri acara untuk anak-anak beberapa hari yang lalu. Salah satu acaranya
adalah pementasan teater oleh sanggar yang anggotanya anak-anak. Saya
menantikan penampilan mereka walaupun waktu pementasannya sempat ditunda karena
beberapa kendala.
Anak-anak itu
sepertinya sangat senang akan mentas. Penundaan membuat beberapa dari mereka
berwajah kesal. Perubahan drastis segera terjadi ketika akhirnya ada pengumuman
bahwa mereka akan segera tampil. Beberapa orang anak bersorak gembira.
Penampilan anak-anak
itu diawali dengan nyanyian riang. Baru kemudian dilanjutkan dengan dialognya.
Saya yang semula tersenyum melihat penampilan mereka, lama-lama jadi
mengernyitkan kening. Cerita yang ditampilkan itu agak “menyeramkan”
Cerita yang
dikisahkan adalah tentang anak yang diculik. Anak ini tidak hanya sekedar
diculik tetapi juga mendapat perlakuan yang tidak semestinya, lengkap dengan
adegan kejahatannya.
Kemungkinan besar ide
cerita itu berasal dari kejadian sehari-hari, di kota metropolitan ini.
Kejahatan terhadap anak dapat dianggap berita yang biasa ada di media massa.
Saya turut prihatin akan kenyataan itu. Namun kalau sampai dijadikan ide buat
drama, kok, ya rasanya agak berlebihan. Apalagi dengan adegan kejahatannya.
Kebanyakan anak-anak,
setahu saya, belum dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang
benar dan mana yang salah. Dengan mendapat pemaparan seperti itu dapat membuat
anak terpengaruh. Sebaiknya anak mendapat pengaruh baik dari sekitarnya karena
lingkungan akan membentuk kepribadian anak tersebut.
Setelah beberapa saat
menonton penampilan mereka, akhirnya saya tidak tahan. Saya akhirnya
melangkahkan kaki dan pergi. Semoga saja
pengelola sanggar itu dapat membuat kreasi yang lebih baik. Kreasi yang dapat
membuat kehidupan anak-anak itu semakin baik. {ST}