Selama
tahun ini, saya beberapa kali mengunjungi sekolah dasar di luar Jakarta. Antara
lain di Kalimantan dan Papua. Dari kunjungan itu saya mengetahui kalau sekolah
sekolah itu rutin mengadakan upacara bendera. Upacara rutin diadakan di hari
Senin. Selain itu ada upacara
lain untuk merayakan hari penting lainnya.
Berbeda dengan di Jakarta, tidak semua sekolah rutin
mengadakan upacara bendera. Kalaupun ada yang rutin, upacara umumnya tidak
diikuti oleh seluruh peserta didik. Sepertinya pilihan itu diambil karena
keterbatasan tempat. Lapangan di sekolah sepertinya tidak cukup untuk menampung
seluruh peserta didik beserta para pekerja di situ.
Saya pernah bersekolah di sekolah yang tidak rutin
mengadakan upacara. Saat itu saya sangat bersyukur karena upacara bukanlah
kegiatan yang menyenangkan. Cenderung membosankan. Baru bertahun-tahun kemudian
saya tahu kegiatan itu ada manfaatnya, antara lain untuk menimbulkan perasaan
kebangsaan.
Generasi saat ini banyak yang tidak lagi merasa cinta
pada tanah airnya. Nasionalismenya dapat dikatakan buruk. Rasa hormat pada
bendera merah putih, lagu Indonesia Raya, dan Pancasila nyaris hilang. Ada yang
mengatakan itu terjadi karena tidak ada lagi upacara bendera yang dilakukan
secara rutin.
Saya sempat terpukau saat menyaksikan upacara di
sebuah sekolah di Papua. Anak-anak yang sebelumnya berlarian di lapangan itu
berbaris rapi. Mereka Berdiri dengan khidmat. Sungguh mengharukan. {ST}