Ana

Minggu, 18 Juni 2017

Saya Bukan Jeng Ana yang “Itu”




            Akhir-akhir ini ada beberapa orang yang memanggil saya Jeng Ana, padahal biasanya tidak demikian. Nama panggilan saya memang Ana, namun tidak semua orang menambahkan kata Jeng di depannya. Mereka juga kadang-kadang menyambungnya dengan celetukan tentang pengobatan herbal. Terus terang saya kurang paham mengapa tahu-tahu yang dibicarakan tentang pengobatan herbal.
            Rupanya Jeng Ana sempat menjadi viral di dunia maya. Saya tidak terlalu memantaunya karena sempat terputus dengan dunia internet selama beberapa hari. Kalaupun punya akses internet, sepertinya saya juga tidak terlalu peduli dengan sepak terjangnya di dunia pengobatan alternatif itu.
            Jeng Ana menjadi terkenal karena pernah tampil di TV membawakan acara kesehatan dan pengobatan alternatif. Yang membuatnya terkenal bukan keahliannya, tetapi karena kengawurannya. Jeng Ana dengan berani mengungkapkan kata-kata bernuansa medis yang ternyata penjelasannya salah. Bahkan ada dokter yang mengatakan penjelasannya salah semua alias ngawur.
            Kengawurannya itu membuat gerah para dokter. Bahkan ada yang sampai mengadukannya ke KPI karena apa yang disampaikannya adalah pembodohan kepada masyarakat.
            Rasa penasaran saya pada Jeng Ana membuat saya mencari informasinya di internet. Ada banyak artikel yang membahas kengawuran Jeng Ana. Ada juga yang “membelanya”. Pencarian saya kemudian sampai kepada situs pengobatan herbal itu. Saya membacanya sekilas. Di dalamnya ada cerita tentang mati suri, mimpi, dan semacam dongeng. Saya, sih, tidak akan mempercayakan urusan kesehatan saya kepada yang seperti ini. Saya juga jadi gerah kalau disamakan dengan orang itu karena ada kesamaan nama. Saya bukan Jeng Ana yang “itu”. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini