Ana

Selasa, 13 Juni 2017

Salak Hutan yang Sangat Asam





            Buah bersisik yang dijajakan di pasar di Kota Sukamara itu menarik perhatian saya. Buah itu bentuknya mirip salak, hanya saja ukurannya lebih kecil dan warnanya pucat. Sang penjual yang melihat saya melihat ke dagangannya langsung beraksi. Ia menawarkan buah itu kepada saya untuk dicoba.
            “Buah asem marem,” katanya sambil menyodorkan buah yang sudah dikupas.
            “Asam sekali itu,” ujar orang lainnya.
            Saya yang penasaran segera mengambil buah yang bentuknya mirip salak itu. Saya memakannya dengan ragu-ragu karena sudah mendapat peringatan bahwa rasanya asam. Ternyata benar, buah itu sangat asam. Saya sampai melepehnya keluar karena tidak tahan. Asamnya sampai membuat gigi ngilu.
            Rasa asamnya yang keterlaluan justru membuat saya tertarik. Saya pun bertanya-tanya tentang buah itu. Buah super asam itu ternyata buah yang cukup langka. Langka yang menjual maksudnya. Biasanya buah itu hanya dibuang saja karena rasanya yang luar biasa asam. Hanya perempuan-perempuan ngidam yang mau membeli buah ini.
            Buah yang bentuknya mirip salak itu pohonnya pun mirip pohon salak. Pohonnya tumbuh liar di hutan. Semua orang yang datang ke hutan boleh mengambilnya dengan bebas. Penjual buah yang saya temui di pasar itu pun mengambilnya dengan bebas tanpa harus membayar. Dapat dikatakan itu semacam percobaan iseng. Siapa tahu ada yang mau membelinya. Sampai saat itu belum ada yang membeli buah super asam itu. Saya juga tidak mau membelinya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini