Sebagai
orang yang bercita-cita ingin keliling dunia, saya selalu suka travelling. Saya
hampir selalu menerima penugasan ke luar kota dengan senang hati. Saya senang
sekali saat mendapat tugas ke Merauke, Papua.
Merauke
termasuk tempat yang ingin saya kunjungi. Saya mengetahui nama kota ini dari
lagu yang sering saya nyanyikan waktu kecil dulu. Lagu “Dari Sabang Sampai
Merauke” ingin menceritakan banyaknya pulau-pulau yang menjadi bagian
Indonesia. Sabang berada di ujung barat Indonesia, sedangkan Merauke di ujung
timurnya. Lagu ini juga menjadi lagu wajib saat saya masih di sekolah dasar
dulu.
Walaupun
ingin ke Merauke, saya tidak pernah merencanakan untuk pergi jalan-jalan ke
sana. Bahkan ke Papua pun tidak. Jaraknya yang jauh dan biayanya yang mahal
menjadi pertimbangan saya. Selain itu, saya tidak mengenal seorang pun di sana.
O ya, masih ada pula isu keamanan. Kabarnya di kota itu tidak terlalu aman.
Penerbangan
ke Merauke rasanya lama sekali. Terbang malam, sampainya pagi. Perlu transit 2
kali untuk menuju Merauke dari Jakarta. Pertama di Makasar, yang kedua di
Jayapura. Zona waktu di Merauke menggunakan Waktu Indonesia Timur, sedangkan
Jakarta menggunakan zona Waktu Indonesia Barat. Ada selisih 2 jam. Sepertinya
itu juga membuat perjalanan ke sana terasa lebih panjang.
Saya
berada di Merauke hanya selama 4 hari. Selama 4 hari itu, saya dan teman-teman
mendapatkan pengalaman baru. Pengalaman itu saya tuliskan menjadi beberapa
artikel di majalah anak tempat saya numpang berkarya. Saya juga mendapatkan
teman baru dalam perjalanan ini. {ST}