Saya
adalah orang yang tidak fasih berbicara. Entah berapa kali saya mengakuinya di
blog ini. Ketidakfasihan saya itu termasuk saat berbicara di radio, ataupun di
alat perekam. Padahal saat itu tidak ada orang lain yang melihatnya. Kalaupun
ada, orang-orangnya sudah saya kenal. Entah mengapa, tetap saja ada rasa grogi.
Rasa
grogi itu datang lagi saat saya diminta berbicara di sebuah acara radio. Saya
menjadi pendamping saja sebenarnya dalam perbincangan itu. Ada orang lain yang
menjadi narasumber dan juga penyiarnya. Saya hanya berbicara secukupnya saya.
Itu pun berupa penegasan saja atas sesuatu yang sudah disampaikan oleh
narasumbernya.
Kali
ini, lagi-lagi saya grogi. Saya tidak bisa menyampaikan tanggapan yang berupa
hasil pemikiran saya dengan baik. Menurut orang yang saat itu menjadi penyiar,
penampilan saya “jelek banget”. Kalau dibandingkan dengan sang penyiar yang
dapat berbicara tanpa terputus-putus, apa yang saya sampaikan memang kurang,
sih. Untuk soal berbicara di depan umum (atau di radio), saya memang harus
lebih banyak berlatih lagi. {ST}