Sudah
cukup lama saya ingin belajar boneka tangan. Boneka tangan adalah sarana
menarik untuk bercerita, terutama bagi anak-anak. Boneka tangan tidak hanya
menjadi pelengkap cerita. Boneka itu juga dapat menjadi tokoh utamanya.
Saya
menyambut gembira saat ada yang mengajak belajar bercerita menggunakan boneka
tangan. Seorang pendongeng profesional yang menjadi pengajarnya. Kelas yang
saya ikuti ini hanya diikuti oleh 6 orang lainnya. Dengan hanya 7 orang siswa,
belajar dapat lebih efektif.
Belajar
bercerita ini diadakan selama 2 hari. Selain mendapatkan pengetahuan, juga
keterampilan. Kami belajar bercerita menggunakan panggung boneka secara
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang.
Salah
satu pelajaran yang masih saya ingat adalah cara boneka berbicara. Setiap kali
sang boneka berbicara, mulutnya dibuka. Tepatnya setiap suku kata yang
disebutkan, mulutnya terbuka. Pengetahuan ini dapat dengan mudah diingat atau
dihafalkan, namun tidak mudah saat melakukannya. Perlu konsentrasi tingkat
tinggi untuk dapat melakukannya dengan baik.
Ada
juga teknik mengubah suara. Ada suara tinggi dengan nada dasar diambil dari
huruf i melengking. Ada suara berdasar huruf e, yang jadinya kira-kira seperti
suara Donald Bebek. Ada juga nada rendah berdasar huruf a.
Bagi orang yang sudah
berpengalaman, dapat mengubah suaranya menjadi beberapa macam. Buat kami yang
saat itu masih belajar, paling-paling bisanya hanya 1 jenis suara. Kalau
ditambah suara asli, jadinya 2. Saya paling cocok menggunakan nada suara
rendah, berdasar huruf a. Suara ini cocok untuk karakter yang bijaksana.
Dari sesi kelas
singkat itu, dapat disimpulkan kalau bercerita menggunakan boneka tangan adalah
keterampilan. Keterampilan ini akan semakin baik kalau sering berlatih. Saya
masih perlu buanyaaak sekali jam latihan. {ST}