Saya
sering bertanya-tanya, bagaimana kalau para petugas transjakarta mau ke kamar
kecil. Pertanyaan itu sering melintas saat saya mendarat di halte sempit yang
ada petugasnya. Bagaimana juga halnya dengan para pengemudi dan petugas
kondekturnya? Pertanyaan itu berkali-kali saya ajukan dalam hati. Pada suatu
pagi, akhirnya saya tidak lagi bertanya dalam hati saat kebelet pipis.
Saya
bertanya pada petugas di halte Harmoni. Saya cukup yakin di halte sebesar ini
tentunya ada toiletnya. Petugas itu menunjuk ke arah luar halte. Tak jauh dari
pintu keluar terlihat bilik toilet dengan pintu tertutup. Bilik itu sebenarnya
sudah sering saya lihat, hanya saja saya tidak memustkan perhatian ke situ.
Ada
antrean di depan kedua pintu toilet itu. Saya pun ikut mengantre. Ternyata
kedua bilik itu boleh digunakan oleh pria maupun wanita. Saya menanti dengan
tak sabar. Saya sudah pasrah kalau sampai toilet itu kotor dan berbau tak
sedap. Biasanya toilet yang digunakan bersama-sama sering bernasib seperti itu,
sih.
Saat
giliran saya tiba, saya sempat menahan nafas, khawatir akan kebauan. Ternyata
dugaan saya salah. Saya kaget karena toilet itu bersih dan baunya tidak terlalu
menyengat. Tentunya saya sangat senang dan bisa pipis dengan tenang. Semoga
saja toilet ini selalu terjaga kebersihannya. {ST}