Ana

Sabtu, 06 Mei 2017

Kota Kecil Selingkuh Besar (???)



            Suatu saat saya mendapat tugas ke sebuah kota kecil. Kota itu adalah sebuah ibu kota kabupaten. Hanya dalam beberapa menit berkendara menggunakan mobil, saya sudah mengelilingi kota itu. Seorang penghuni kota itu berbaik hati mengantarkan saya mengelilingi kota tempat tinggalnya.

            “Sepertinya ini kota yang aman dan damai,” ujar saya.

            “Siapa bilang?” sahut orang yang menemani saya.

            “Maksudnya?” tanya saya ingin tahu.

         “Kalau pencurian, sih, gak ada. Kita bisa tinggalin mobil sembarangan tanpa dikunci juga gak ada yang nyuri. Di sini banyaknya selingkuh,” ucapnya.

            “Hah?” tanya saya kaget.

            “Kota kecil selingkuh besar ha ha ha,” sahutnya.

        Dia kemudian bercerita tentang banyaknya orang yang ketahuan berselingkuh. Perselingkuhan itu kadang-kadang meretakkan hubungan rumah tangga. Namun banyak juga yang tetap bertahan dengan pasangan resminya.

        “Yeah, namanya juga kota kecil. Gak ada hiburan,” pungkas sang pengemudi itu.

         Dari percakapan penuh canda tawa itu kami semua menyimpulkan wajar saja terjadi perselingkuhan di kota itu. Saya baru menganggap hal itu tidak wajar setelah beberapa hari tinggal di kota itu. Kota itu dapat dikatakan kota yang religius. Kegiatan religius dilakukan hampir setiap hari. Rasanya, kok, tidak wajar, ya, ada kota yang religius sekaligus tukang selingkuh. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini