Ana

Selasa, 02 Mei 2017

Harga Atas Jasa




            Suatu kali saya ke toko perlengkapan komputer. Saya mau membeli hard disk eksternal untuk menyimpan foto-foto hasil jepretan saya. Saya juga sekalian mau memindahkan file di hard disk lama yang sepertinya rusak. Hard disk itu tidak terbaca di laptop saya.
            Seorang pria dengan sigap membantu saya. Ia membongkar hard disk lama itu dengan cekatan. Dari hasil pengamatan dan pengujiannya, diketahui hard disk itu tidak rusak. Hanya kabelnya saja yang rusak. Saya senang sekali mendengarnya karena itu artinya semua file di dalam hard disk itu tidak hilang dan dapat saya akses kembali. Saya sangat bersyukur. Rasanya seperti menemukan kembali harta karun yang telah lama hilang.
            Saya harus menunggu cukup lama untuk memindahkan file di hard disk lama itu. Akhirnya tidak semua file bisa dipindahkan saat itu karena keterbatasan waktu. Hari sudah beranjak sore dan say aharus segera pergi karena ada kegiatan lainnya.
            “Bang, ongkosnya berapa?” tanya saya.
            “Ongkosnya? Gak usahlah, gitu doang,” kilahnya.
            “Wah, masa enggak ada?” kejar saya.
            “Wong enggak ngapa-ngapain,” ujarnya.
            Bagi saya, apa yang dia lakukan bukan “gitu doang” atau “enggak ngapa-ngapain”. Itu adalah sesuatu yang sangat berarti, bagaikan menemukan harta karun. Terlepas dari nilainya bagi saya, apa yang dia lakukan adalah jasa. Jasa yang dia lakukan belum tentu dapat dilakukan oleh orang lain. Saya, sih, tidak bisa melakukan apa yang dia lakukan. Sudah selayaknya jasa itu dihargai.
            Saya tetap memberikan uang pengganti jasa yang dia berikan. Dia menatap heran pada uang yang saya selipkan di tangannya.
            “Banyak banget, Mbak,” ujarnya.
            Kalau dibandingkan dengan jasa tukang parkir atau polisi cepean di pengkolan, uang yang saya berikan itu memang besar. Buat saya, jasanya lebih dari itu. Seperti saya tuliskan sebelumnya, jasanya itu bagaikan menemukan harta karun yang telah lama hilang. Apa yang saya berikan padanya tidak ada artinya dibandingkan dengan harta karun yang telah ditemukan.
            Di sisi lain, saya merasa kagum sekaligus kasihan pada mas yang berhasil membuka hard disk saya itu. Saya kagum atas ketulusannya menolong. Namun, saya juga kasihan karena dia belum dapat menghargai jasanya sendiri. Entahlah. Atau, dia memang rendah hati? {ST}

Popular Posts

Isi blog ini