Ana

Jumat, 26 Mei 2017

Diikuti Oleh Orang Berjenggot Sehari Setelah Pemboman




            Hari Rabu tanggal 24 Mei 2017 Jakarta dihebohkan oleh bom yang meledak di Kampung Melayu. Bom itu meledak di halte Transjakarta dan menewaskan beberapa orang polisi. Peristiwa itu langsung menyebar cepat dengan bantuan media sosial. Beritanya tidak hanya berupa kata atau suara, tetapi juga foto-foto yang menyeramkan.

            Esoknya, tanggal 25 Mei 2017 adalah hari libur nasional. Hari itu dirayakan sebagai hari kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Sebagai orang Kristen, saya merayakannya dengan kebaktian di gereja. Saya bertugas di kebaktian pukul 19.00 WIB di GKI Kwitang.

            Saat tiba di gereja, saya menyapa beberapa orang yang saya kenal. Namun ada 1 orang yang tidak saya kenal. Orang itu mengikuti saya di lorong gereja. Lelaki itu berjenggot dan membawa ransel hitam besar.

            Sejenak saya merasa agak waswas melihat orang yang mengikuti saya itu. Ciri-cirinya membuat saya berprasangka. Berkali-kali saya mendapat peringatan untuk mewaspadai orang tak dikenal yang membawa ransel besar, yang biasanya berwarna hitam. Peringatan itu kembali teringat,  apalagi sehari sebelumnya terjadi pemboman.

            Saya menghentikan langkah sejenak karena sepertinya orang itu ingin mengajak berbicara.

            “Ruang majelis di mana, ya?” tanyanya.

            “Ooo, di situ,” jawab saya sambil menunjuk ke ruang konsistori.

Saya juga mengantarkannya karena saya juga mau menuju ke ruang itu untuk persiapan bertugas. Dalam hati saya bertanya-tanya apa kepentingannya ke ruang majelis. Tepat saat saya mau bertanya, dia sudah lebih dulu memberikan jawabannya.

“Saya yang berkhotbah di kebaktian malam ini,” ujarnya.

“Hah?” pekik saya kaget.

Seingat saya, yang dijadwalkan bertugas malam itu adalah seorang pendeta perempuan. Kok, malah munculnya seorang pria berjenggot begini. Saya baru mendapatkan penjelasannya saat berada di ruang konsistori. Rupanya dia menggantikan tugas pendeta yang telah dijadwalkan. Saya jadi malu sendiri karena berprasangka. Sepertinya prasangka itu masuk ke dalam alam bawah sadar saya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini