Ana

Sabtu, 13 Mei 2017

Big Bad Wolf 2017






            Big Bad Wolf sudah beberapa kali diadakan di Jakarta. Hmmm…. Lebih tepatnya di Tangerang, sih. Acara akbar yang menjual aneka buku dengan harga murah ini diadakan selama beberapa hari nonstop. Sebagai penggemar buku, saya berkeinginan ke sana. Di tahun 2016, saya tidak kesampaian ke sana karena berbagai alasan. Tahun 2017 ini hampir batal juga.
             Tahun 2017 ini, Big Bad Wolf diadakan di ICE di daerah BSD dari tanggal 21 April sampai 2 Mei 2017. Seperti tahun sebelumnya, acara ini juga diadakan nonstop. Totalnya selama 280 jam.
            Waktu pelaksanaannya yang cukup lama membuat saya menunda-nunda untuk ke sana. Toh, masih lama, pikir saya. Sampai akhirnya saya mendapat tugas ke Kalimantan di minggu terakhir bulan April itu.
Saat kembali ke Jakarta, ibu kota RI itu sedang panas karena gubernurnya dijadikan tersangka. Jalanan kerap kali macet karena berbagai aksi. Kondisi ini membuat saya makin malas keluar rumah apalagi sampai ke BSD sana. Belum lagi tidak ada orang-orang dekat saya yang berminat ke sana.
Saat mendengar seorang teman saya mau ke sana, saya langsung bersemangat. Kami pun janjian bertemu. Walaupun agak lelah, saya bersemangat menuju BSD. Saya baru berangkat dari rumah saat malam hari, sudah lewat jam 9 malam. Saya pikir, makin malam akan lebih sepi.
Ternyata dugaan saya salah. Jalan menuju ke sana tetap ramai. Mendekati BSD kendaraan makin padat, bahkan tersendat. Kemacetan bertambah parah saat mendekati ICE, tempat acara Big Bad Wolf. Di lokasi yang sama saat itu sedang ada konser artis Korea. Waktu kedatangan saya itu bertepatan dengan bubarkan konser itu. Pantas saja di pinggir jalan banyak orang yang memakai atribut Korea dan membawa tulisan Korea. Saya akhirnya turun di seberang jalan baru kemudian menyeberang menuju ICE.
Saat masuk ke area pameran, saya langsung berkeliling meliat aneka buku. Ada banyak sekali buku bertumpuk-tumpuk. Satu demi satu buku itu masuk ke keranjang belanja saya. Saya yang awalnya membawa keranjang tenteng akhirnya menggantinya menjadi troli.
Setelah beberapa jam, saya kaget sendiri saat melihat buku-buku yang ada di troli. Buku-buku itu bertumpuk banyak sekali. Sudah terbayang berapa harga yang akan saya bayarkan. Sepertinya tidak murah.
Akhirnya saya memilih-milih kembali buku-buku itu. Ada beberapa buku yang saya singkirkan. Saya juga menghitung harga buku-buku pilihan saya. Harganya sudah mendekati Rp 1 juta. Akhirnya saya bertekad untuk membatasi diri. Transaksi beli buku malam ini tidak boleh lebih dari Rp 1,5 juta.
Saya masih betah berada di antara ribuan buku itu. Saya menjelajahi hampir semua tempat. Sesekali saya membaca isinya sekilas. Kalau sampai ada yang masuk ke dalam troli, saya langsung menghitung harganya supaya tidak berlebihan.
Saking senangnya, saya tidak terlalu merasakan kelelahan yang terjadi di badan saya. Saya baru sadarnya juga karena mendapati diri berjalan sempoyongan. Saat itu saya baru sadar kalau kaki saya pegal sekali. Mata juga sudah mengantuk. Saat itu sudah pukul 2 dini hari.
Setelah beristirahat sejenak, saya kembali lagi menjelajah tumpukan buku itu. Setelah menambahkan 2 buku ke dalam troli, saya menuju kasir untuk menyelesaikan transaksi. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini