“Maka
akhirnya anggaranlah yang memisahkan kita,” ucap seorang pembawa acara.
Saya yang saat itu menjadi peserta acara sempat
mengerutkan kening. Kata “anggaran” sangat sering diucapkan pada acara yang
diselenggarakan oleh lembaga pemerintah ini. Kata itu hampir selalu ada di tiap
mata acara, dari pembukaan sampai penutupannya.
Acara itu bagi saya adalah pengetahuan yang membuka
wawasan baru. Acara itu, memang memerlukan biaya, namun tidaklah terlalu besar.
Saya dapat mengira-ngira biayanya karena saya sudah beberapa kali menjadi
panitia acara serupa itu. Biaya terbesar daria cara yang dilakukan di gedung
milik lembaga itu sendiri adalah biaya makan. Itu, sih, menurut perkiraan saya,
ya.
Acara itu sepertinya memang dianggarkan sebelumnya.
Dari curhat terselubung dari para pembawa acara, saya tahu bahwa anggarannya
dipotong oleh seseorang yang tidak mereka sebutkan siapa orangnya tetapi dapat
ditebak.
Dalam beberapa penjelasan, diketahui ternyata acara
itu dulunya diadakan cukup mewah. Ada banyak suvenir yang dapat dibawa pulang.
Selain itu ada juga amplop berisi uang transpor yang jumlahnya cukup lumayan.
Sejak anggarannya dikurangi, acara itu dilakukan di gedung sendiri, makanannya
nasi kotak, dan beberapa fasilitas terpaksa dikurangi. Ada juga yang mengatakan
kualitas acaranya terpaksa dikurangi.
Saya
agak terganggu mendengarnya. Memang benar kita harus mengurangi pengeluaran
apabila anggaran dikurangi. Namun jangan sampai mengurangi kualitas informasi
yang mau diberikan apalagi informasi itu diberikan oleh orang-orang yang memang
ahli di bidangnya. Seakan-akan niat baik itu hanya dibatasi oleh anggaran saja.
Padahal, ada banyak cara untuk menyampaikan informasi dengan anggaran yang
minim. Misalnya dengan menggunakan internet dan teknologi lainnya saat ini. {ST}