Tadi
pagi saya berangkat kerja menggunakan bus transjakarta. Saat masuk ke dalam
bus, ada beberapa tempat duduk yang kosong. Beberapa orang yang sudah lebih
dulu masuk mendapatkan kesempatan untuk memilih tempat duduk. Akhirnya tersisa
sebuah tempat duduk kosong.
Saya sebenarnya
tidak terlalu mengharapkan tempat duduk. Setelah celingukan dan tidak ada orang
lain yang layak diberi tempat duduk, saya pun duduk di tempat duduk kosong itu.
Setelah duduk beberapa saat, saya mencium aroma tak
sedap. Aroma itu berasal dari orang yang duduk di sebelah saya. Saya meliriknya
sekilas. Remaja laki-laki di sebelah saya itu sedang tertidur. Pakaiannya kumal
dan dekil. Kakinya yang beralaskan sandal jepit terlihat sangat kotor.
Sepertinya dia anak jalanan.
Pagi hari biasanya adalah saat paling wangi dari
seorang manusia perkotaan seperti saya ini. Setelah mandi dengan sabun wangi,
masih ditambah dengan losion pelembab wangi, cologne wangi, plus kadang-kadang
parfum wangi. Pokoknya wangi, deh.
Aroma orang yang sepertinya tidak mandi berhari-hari
seperti itu sangat mengganggu hidung, deh. Saya menahan diri untuk tidak
menutup hidung. Namun jadinya saya malah mual dan nyaris muntah. Saya akhirnya
menutup hidung sambil memandang kesal ke orang di samping saya itu.
Saat itulah saya melihat anak itu duduk tertidur
mengangguk-angguk. Sikap badannya agak meringkuk, menunjukkan bahwa dia
kedinginan. Kepalanya terantuk saat rem mendadak. Dia terbangun sebentar untuk
kemudian tertidur lagi. Tiba-tiba saya merasa kasihan pada anak itu. Dalam hati
saya berharap semoga dia mendapatkan kesempatan untuk hidup lebih baik dari
sekarang ini. Akhirnya saya meninggalkan anak itu saat tiba di halte tujuan
saya. Sekilas saya menoleh ke belakang. Anak itu masih meringkuk dan menunduk. {ST}