Ana

Rabu, 29 Maret 2017

Babi Hitam di Toraja



            Babi di Toraja dipelihara untuk diambil dagingnya. Ya, babi menjadi salah satu bahan makanan wajib dalam acara adat. Namun tidak semua jenis babi dapat dijadikan makanan dalam acara adat. Hanya babi hitam saja yang digunakan untuk acara adat. Saya belum tahu latar belakangnya namun demikianlah peraturannya.
            Babi hitam berharga mahal, walaupun tidak semahal kerbau. Karena itu banyak orang yang memelihara babi hitam. Babi ini akan dijual jika ada yang membutuhkannya. Harganya jutaan. Babi hitam kecil saja harganya Rp 2 juta. Yang besar bisa mencapai Rp 10 juta. Babi putih (atau pink) nyaris tidak ada harganya.
            Dalam kunjungan saya ke Tana Toraja tahun 2016 yang lalu, saya sempat berkunjung ke kandang babi. Kandang babi itu letaknya cukup jauh dari tongkonan tempat tinggal. Letaknya di sebelah belakang, atau di sebelah selatan tongkonan. Dapat dimaklumi letaknya yang jauh itu. Tentunya supaya tidak mengganggu penghuni tongkonan, baik suaranya ataupun aromanya.
            Selain kandang babi yang saya kunjungi itu, ada banyak orang lain yang memelihara babi. Babi hitam tentu saja. Dari beberapa orang yang saya wawancarai, semuanya memelihara babi hitam. Tidak ada yang memelihara babi putih. Babi-babi itu dipelihara sampai ada pembeli yang datang mencarinya. Tidak ada pasar khusus untuk menjual hasil ternak yang bagi sebagian orang dianggap haram itu. {ST}

Senin, 27 Maret 2017

Abalone Tua yang Mahal




            Makanan khas Imlek konon akan lebih baik kalau harganya mahal dan cara pembuatannya ribet. Makin mahal dan makin ribet, artinya akan makin banayk rezeki yang didapat oleh orang yang memakannya dan orang yang menyajikannya. Salah satu makanan yang membuat saya cukup terkesan adalah abalone.

            Pada saat disajikan, abalone bentuknya mirip jamur besar yang dipotong-potong. Saya memang menduga bahwa makanan itu adalah jamur. Teman semeja saya ada juga yang mengiranya rebung. Kami baru sama-sama mengangguk saat tuan rumah kami, seorang pakar makanan, mengatakan bahwa itu adalah abalone. Lebih tepatnya abalone yang umurnya sudah puluhan tahun. Makin tua umurnya, makin baik. Karena itu mencerminkan panjang umur.

            Saat itu, saya tidak tahu seperti apakah abalone itu sebenarnya. Setelah disebutkan umurnya, saya langsung terbayang makhluk hidup. Apakah abalone termasuk flora? Atau termasuk fauna? Apakah berbentuk buah? Atau kayu? Ah, banyak, deh, pertanyaannya.

            Abalone yang disajikan itu dipadukan dengan sayur bersaus gurih manis. Abalone-nya sendiri rasanya tawar. Teksturnya kenyal. Rasa makanan itu didapat dari bumbu dalam sausnya. Sambil menikmati abalone yang nikmat itu, saya berniat untuk mencari tahu tentang makanan yang paru pertama kali saya santap ini.

            Abalone ternyata makhluk seperti kerang yang hidup di laut. Fauna yang termasuk mollusca ini hidup di berbagai belahan dunia, terutama yang beriklim sejuk. Abalone memang kerap dijadikan bahan makanan. Di Jepang, abalone juga dijadikan sashimi. Di tiongkok, makanan ini juga menjadi menu makanan. Salah satunya yang saya santap dalam acara makan Imlek itu.

            Sekarang sudah banyak orang yang berternak abalone. Dari info yang saya baca di internet, ternak abalone yang paling banyak berada di Australia. Australia adalah pengekspor terbesar abalone. Mungkin suatu saat nanti saya akan berkunjung ke sana. {ST}

Sabtu, 25 Maret 2017

Bunga Kecombrang Ternyata Bagus




            Kecombrang adalah salah satu makanan yang sering menjadi bagian dari menu makanan kami. Dalam bahasa Dayak Ngaju, kecombrang dikenal dengan nama singkah potok. Bahan makanan ini menjadi bagian beberapa jenis masakan. Ada kalanya batangnya yang masih muda dijadikan lalapan. Bagian batang kecombrang adalah yang paling sering dimanfaatkan sebagai makanan.
            Saya tahu bagaimana bentuk pohon kecombrang. Tumbuhan ini ada di halaman kami. Sesekali batangnya dipotong untuk dibawa ke dapur kami. Saya langsung mengenali tanaman kecombrang yang dijadikan hiasan di sebuah hotel tempat saya menginap.
            Tumbuhan kecombrang sebenarnya tidak kalah keran dengan tanaman hias lainnya. Daunnya yang hijau kemerahan memang indah. Selain itu, bunganya bagus. Saya baru kali itu melihat bunga kecombrang. Bunganya berwarna merah muda dan merekah indah. Mengingatkan pada bunga mawar atau krisan. Kalau aromanya, sih, tetap aroma kecombrang. {ST}

Selasa, 21 Maret 2017

Avtur, Bahan Bakar Pesawat Terbang





            Avtur sebagai bahan bakar pesawat terbang sudah lama saya ketahui. Pengetahuan ini menjadi semacam pelajaran hafalan saat SD. Avtur yang berbahan dasar dari minyak bumi ini khusus diolah untuk pesawat terbang.
            Avtur juga menjadi nama seorang paman Bobo dalam cerita keluarga kelinci di Majalah Bobo. Paman Avtur berprofesi sebaga pilot. Sudah dapat ditebak dari mana inspirasi untuk mendapatkan nama itu.
            Saya sempat menyaksikan pengisian bahan bakar avtur ke pesawat yang saya tumpangi. Saat itu pesawat sudah mendarat, sedangkan pintu belum dibuka. Saya memilih memandang keluar jendela dibandingkan memandang orang yang berdesakan di lorong pesawat. Saat itulah saya melihat truk minyak yang bertuliskan avtur. {ST}

Minggu, 19 Maret 2017

Kolam Hijau yang Banyak Ikannya




            Di depan sebuah penginapan kecil di sebuah kota kecil, terlihat kolam berair hijau. Saya menjadi tamu yang menginap selama 2 malam di penginapan itu. Kolam itu menarik perhatian saya karena air keruhnya yang berwarna hijau.
            “Emangnya kolam kaya ini ada ikannya?” gumam saya.
            Gumaman saya itu didengar oleh orang lain yang bersama saya. Dia mengatakan tidak mungkin ada ikan yang hidup di kolam seperti itu. Kolam seperti itu paling paling menjadi sarang nyamuk. Saya pun mengiyakan pemikirannya.
            Malamnya, saat kembali ke tempat saya menginap itu, terlihat ada tanda tanda kehidupan di kolam itu. Saya mendekatinya dan mengamatinya. Saya menerangi badan kolam yang terbuat dari bahan transparan.  Terlihat ada banyak ikan. Esoknya, saat hari terang, saya kembali mengamati kolam itu. Ternyata benar, kolam hijau itu banyak ikannya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini