Belum
lama ini ada orang yang mau menipu Papah, alias bapak saya. Kami bersyukur
penipuan itu segera terbongkar, dan penipuan itu tidak sampai menimbulkan
dampak yang merugikan. Penipuan itu segera diketahui karena adik saya melihat
gelagat yang mencurigakan.
Papah
saat ini sedang membuka peluang untuk menyewakan salah satu rumahnya yang
berada di Palangkaraya. Orang itu, sang penipu, menghubungi Papah seakan-akan
berminat untuk menyewa. Ia menghubungi Papah berkali-kali selama berhari-hari
sampai akhirnya ada kesepakatan di antara mereka. Kesepakatannya adalah mereka
bertemu di lokasi rumah, orang itu akan memberikan DP sebagai tanda jadi.
Orang itu menanyakan nomor rekening untuk transfer
dananya. Saya membantu Papah untuk mengirimkan nomor rekening dan nama Papah.
Tak lama kemudian, orang itu menghubungi Papah lagi bahwa dia sudah transfer
dana. Dia meminta Papah untuk mengecek saldonya. Adik saya yang menemani papah
mengecek saldo ke ATM.
Menurut Papah, saldonya tidak bertambah sebanyak yang
disampaikan oleh sang penipu yang mengaku bernama Anang Hermawan itu. Ia
kemudian menyampaikannya ke si Anang. Anehnya, si Anang itu malah menanyakan
jumlah saldo di rekening Papah. Saat itulah adik saya curiga. Saldo penerima
dana bukanlah urusan orang yang mau transfer dana. Adik saya kemudian mengambil
alih pembicaraan di telepon. Setelah kedoknya terbongkar, sambungan telepon itu
dimatikan. Nomor telepon itu kemudian tidak pernah dapat dihubungi lagi.
Saat tahu Papah nyaris kena tipu, saya sedih. Di saat
yang sama juga bersyukur karena tidak menjadi korban. Namun tetap saja saya
dongkol. Papah sudah membeli tiket untuk pertemuan itu. Saya yang membantu
membelinya secara online.
Saya kemudian berkali-kali mencoba menghubungi nomor
telepon yang telah berkali-kali menghubungi bapak saya itu. Berkali-kali pula
saya mendapati bahwa nomor itu tidak digunakan, atau pesawat HP-nya dimatikan.
Saya kemudian berkali-kali mengirimkan SMS. SMS saya itu sepertinya tak sampai
ke tujuannya.
Baru belakangan saya sadar, “meneror” sang penipu itu
tidak terlalu berguna. Sepertinya ia sudah melarikan diri, menghilang. Semoga
saja dia segera bertobat, mendapatakn nafkah yang halal, dan tidak mengulangi
perbuatannya lagi. Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi kami, terutama
Papah, untuk waspada akan bahaya penipuan di luar sana. {ST}