Ana

Rabu, 08 Februari 2017

Belajar Saham




            Seorang teman saya mengajak untuk belajar tentang saham. Pelajaran itu tidak dibawakan secara formal, namun dibawakan informal. Lokasinya di mal. Lokasinya itulah yang membuat saya akhirnya datang ke sana.
            Beberapa tahun yang lalu, saya pernah mendapat pelajaran berharga yang sangat mahal tentang saham. Saya salah dalam mengambil langkah investasi yang akibatnya bukannya untung, melainkan buntung. Setelah kejadian itu, saya belum berani lagi berinvestasi saham. Bahkan dapat dikatakan saya agak alergi dengan saham.
            Acara itu adalah acara sosialisasi saham kepada masyarakat. Selain sharing forum, ada juga beberapa outlet yang menawarkan jasa pengelolaan saham. Manajemen investasi istilahnya. Para sales person dari perusahaan-perusahaan itu giat sekali menawarkan. Saya sampai gerah mendengarnya. Sampai-sampai saya sempat ingin kabur saja.
            Saya baru agak tenang saat sharing forum dimulai. Saya duduk agak di depan karena bagian belakang sudah penuh. Saat sesi itu dimulai, saya tidak terlalu antusias, apalagi pembicaranya bule. Menurut saya saat itu, bule dari luar negeri belum tentu paham tentang investasi di Indonesia.
            Ternyata kita memang tidak boleh menghakimi orang hanya dari kelihatannya, ya. Don’t judge the book by its cover. Bule itu ternyata sudah cukup lama tinggal di Indonesia. Ia juga fasih berbahasa Indonesia karena beristri orang Indonesia. Yang paling penting, ia mengerti tentang investasi saham di Indonesia.
            Saya membuat beberapa catatan dari sesi itu. Sayangnya saya belum bisa membagikannya di blog ini karena saya menghilangkan catatannya. Yang paling saya ingat adalah perbedaan investor dan trader. Seorang investor akan tetap menanamkan uangnya sampai menghasilkan dividen, sementara trader akan melihat peluang untuk menjual atau membeli saat melihat pergerakan harga.
            Saat mendengar itu, saya baru sadar bahwa sebelumnya yang saya kira sebagai investor sebelumnya adalah trader. Sementara manajer investasi yang dulu pernah berhubungan dengan saya itu adalah manajer trader. Dia mengambil peluang transaksi saya. Dia juga mengambil peluang dari ketidaktahuan saya. Saya berjanji hal seperti ini tidak akan terulang lagi.
            Salah satu referensi dari si bule yang saya tidak ingat namanya itu, adalah kisah Warren Buffet. Warren Buffet adalah salah satu investor terkaya di dunia saat ini. Kami semua, yang hadir dalam forum itu, disarankan untuk membaca kisah hidupnya. Saya, sih, sudah membeli bukunya, namun saya belum selesai membacanya. Semoga setelah membacanya, saya akan mendapatkan pencerahan tentang investasi dan ikut berperan. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini