Ana

Senin, 30 Januari 2017

Pasung


            Waktu kecil dulu, saya pernah sangat penasaran dengan pasung. Saya penasaran alat seperti apakah itu, dan mengapa anak yang nakal akan dipasung. Ya, saya penasaran karena pernah mendengar kalau ada anak yang nakal sekali bakalan dipasung. Demikian pula anak yang gila alias terganggu jiwanya.
            Informasi tentang pasung tidak saya dapatkan dari orang-orang dewasa di sekitar saya. Jawaban mereka umumnya tidak jelas dan tidak menjawab rasa penasaran saya. Jawaban tentang pasung akhirnya saya temukan di sebuah majalah berita, di bagian kriminalitas. Beritanya saya lupa bagaimana, tetapi bayangan tentang pasung langsung membekas di benak saya. Memang benar pasung sering digunakan pada orang yang mengalami gangguan jiwa. Alat pembelenggu ini dipasang supaya orang tersebut tidak mengganggu orang lain.
            Pasung umumnya dibuat dari 2 bilah kayu yang dibolongi sedikit lebih besar dari pergelangan kaki. Kemudian kedua kaki dibelenggu di lubang itu. Akibatnya, orang yang dipasung tidak akan bisa pergi ke mana-mana. Mereka hanya bisa berada di tempat itu. Hidupnya pun tergantung pada orang lain yang lebih “waras”.
            Saya membayangkan bagaimana sengsaranya hidup orang yang dipasung. Orang yang waras pun mungkin akan menjadi gila karena frustasi kebebasannya terenggut. Saya bersyukur tidak harus mengalami hal seperti itu dan tidak ada kenalan saya yang terpaksa harus dipasung.
            Pasung memasuki pemikiran saya baru-baru ini karena ada berita tentang keluarga yang 4 orang anggotanya dipasung. Keempat orang bersaudara itu adalah anak seorang ibu tua yang pekerjaannya pengumpul rumput. Ibu itu tidak mampu mengobati anaknya, karena itu ia memasung keempat anaknya yang dianggap kurang waras itu supaya tidak mengganggu orang lain.
            Kejadian itu terjadi di abad ini, di tahun ini, tahun 2017. Masih ada, ya, orang yang memasung anaknya. Tega? Tentu saja tega. Hmmm… Mungkin dia juga tidak punya pilihan. Penghasilan orang tua yang tidak seberapa ditambah dengan keterbatasan pengetahuan membuat pasung menjadi pilihan.
            Dalam berita itu, disebutkan pula ada bantuan dari Dinas Sosial untuk keluarga ini. Bantuan awalnya berupa makanan, pakaian, dan juga alas untuk tidur alias tikar. Semoga saja bantuan kepada mereka diberikan terus. Semoga saja orang-orang yang dipasung itu dapat mendapatkan pengobatan yang layak dan dapat penghargaan sebagai layaknya manusia. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini