Mi
instan telah menjadi bagian hidup banyak orang. Bagi sebagian orang yang
memiliki keterbatasan, misalnya anak kos, mi instan dapat dikatakan penyambung
nyawa. Makanan yang harganya relatif murah ini penyajiannya sangat mudah.
Makan mi instan telah menjadi budaya di Indonesia. Itu
antara lain alasan anak-anak kos memilih mi instan menjadi andalannya.
Entah
sejak kapan mi instan menjadi semacam budaya di Indonesia. Yang jelas makanan
ini hampir selalu ada di rumah-rumah, temasuk rumah kami. Kami menyediakan
beberapa jenis mi di rumah kami.
Hampir
semua orang sudah tahu tentang nilai gizi mi instan. Makanan yang berasal dari
tepung terigu ini mencamtumkan nilai gizinya pada kemasannya. Makanan ini
mengandung karbohidrat, namun tidak mengandung vitamin. Mi instan juga
mengandung penyedap rasa yang menurut penelitian tidak terlalu berguna bagi
kesehatan. Nilai gizinya itu membuat banyak orang menilai bahwa mi instan tidak
terlalu baik bagi kesehatan. Bahkan ada yang menilai kalau mi instan tidak ada
gizinya sama sekali.
Saat
ini, saya sudah jarang makan mi instan. Entah karena kesadaran diri atau karena
sudah tidak menjadi anak kos lagi. Namun, kadang-kadang saya masih sering
kangen pada mi instan, terutama saat hujan lebat. Makan mi instan rebus adalah
suatu kenikmatan tersendiri.
Saya
pernah menghadiri acara tentang kreasi masakan yang terbuat dari mi instan.
Acara ini disponsori oleh produsen mi instan terkenal. Ada beberapa menu yang
ditampilkan dalam acara ini. Pada acara ini orang yang datang tidak hanya
melihat dan merasakan, tetapi juga ikut memasaknya. Acara ini diadakan di
sebuah dapur besar yang biasanya digunakan untuk syuting atau lomba masak.
Saya
juga ikut memasak dalam kesempatan itu. Kami memasak secara berkelompok. Hasil
masakan itu kemudian dilombakan. Menu masakan yang kami masak sayangnya tidak
menang walaupun rasanya (menurut saya) sangat enak.
Setelah
mengikuti acara itu, saya tiba-tiba mendapat ide untuk membuat kreasi masakan
dengan menggunakan mi instan. Ada beberapa ide yang terlintas. Sebagian ide itu
saya catat, namun sampai sekarang belum ada yang terlaksana. Nanti kalau sudah
terlaksana, pasti saya akan menuliskannya di blog ini. {ST}