Akhir
tahun adalah sesuatu yang patut disyukuri. Bagaimana tidak, telah setahun
lamanya Tuhan menyertai kehidupan kita. GKI Kwitang mengadakan kebaktian syukur
pada akhir tahun, 31 Desember 2016. Ada 2 kali kebaktian, yaitu pukul 16.30 dan
19.00 WIB.
Hampir
setiap tahun keluarga kami mengikuti kebaktian syukur di gereja tua yang
terletak di Jalan Kwitang nomor 28 itu. Demikian pula pada tahun ini. Kami
sekeluarga datang untuk kebaktian yang jam pertama, pukul 16.30 WIB.
Walaupun
menghadiri kebaktian yang sama, kami duduk terpencar-pencar. Saya duduk di
bagian petugas kebaktian. Orang tua dan salah satu adik saya di barisan kelima.
Seorang adik lagi, yang datang terlambat, duduk di bagian paduan suara.
Kebaktian
akhir tahun 2016 ini cukup unik karena pelayan kebaktiannya adalah pendeta dan
keluarganya. Empat orang pendeta GKI Kwitang dan keluarganya semua turut
berperan. Ada yang menjadi seksi acara, pemain drama, pemusik, dan tentu saja
pengkhotbah. Saya sangat senang dan terkesan melihat mereka semua turut
melayani dalam kebaktian yang sama.
Dalam
kebaktian ini disajikan siapa saja yang lahir, meninggal, menikah, sidi, atestasi
keluar, dan juga atestasi masuk. Buat beberapa orang, momen ini sangat
emosional, terutama buat orang-orang yang ditinggal mati oleh keluarganya. Saya
juga sempat termenung membaca beberapa nama yang saya kenal di tayangan yang
menyajikan siapa saja yang meninggal pada tahun 2016.
Kebaktian
itu berjalan lancar. Keriaan dengan terompet dan konveti mengakhiri kebaktian
syukur itu. Keluarga kami kemudian melanjutkan dengan makan malam bersama. {ST}