Beberapa
waktu yang lalu, saya pernah menulis cerita yang salah satu setting-nya di hutan berkabut. Cerita
ini tidak disusun oleh saya sendiri. Para pembaca boleh mengusulkan jalan
cerita melalui media sosial. Saya yang kemudian bertugas untuk merangkainya
menjadi sebuah cerita baru.
Rangkaian
cerita itu membawa imajinasi saya ke hutan berkabut yang misterius. Dari
kejauhan, hutan itu terlihat samar-samar di kabut yang berwarna putih. Kabut
yang bergerak-gerak membuat hutan itu makin misterius. Di dalam hutan itulah
cerita itu berkembang sampai berakhir.
Saya
tidak lagi mengingat hutan dalam bayangan saya itu sampai akhirnya saya
melihatnya sendiri dalam dunia nyata. Saya melihat hutan yang mirip sekali
dengan bayangan saya saat itu. Hutan itu berada di Tana Toraja. Saya berkunjung
ke sana pada bulan November 2016. Kabarnya saat bulan-bulan itu, memang
musimnya hutan berkabut.
Saya
betul-betul takjub saat melihatnya. Pemandangan yang dulunya hanya ada di
benak, sekarang benar-benar ada di depan mata. Pemandangan yang dulunya saya
paksakan untuk hadir, sekarang hadir tanpa diundang. O ya, pemandangan hutan
berkabut itu saya lihat dalam perjalanan menuju ke sebuah air terjun. Saya dan
teman-teman akhirnya tidak dapat mencapai air terjun itu karena kondisi jalan
yang buruk.
Hutan
berkabut yang saya lihat itu kebanyakan pohonnya adalah pinus berdaun jarum.
Kabutnya bergerak-gerak seiring angin yang bertiup. Pemandangan ini malah
menjadi inspirasi baru untuk cerita baru. {ST}