Buku
sebagai sumber informasi dikenal juga sebagai jendela dunia. Dalam sejarah
peradaban manusia buku juga dikenal sebagai lambang intelektualitas. Ratusan
tahun yang lalu di Eropa, buku juga menjadi lambang intelektualitas sebuah
keluarga. Gengsi keluarga yang memiliki rak penuh buku di ruangannya akan
melambung tinggi. Tren itu juga terbawa ke Indonesia.
Beberapa
rumah tua yang dihuni oleh keluarga-keluarga tua juga memiliki rak-rak buku
yang dipenuhi buku. Kebanyakan buku-bukunya adalah ensiklopedia. Buku-buku yang
ukurannya seragam itu berbaris rapi di rak buku.
Saya
pernah bertanya pada seorang penghuni rumah yang di rumahnya ada rak buku
berisi ensiklopedia itu. Dia belum pernah sekalipun membuka buku-buku itu.
Buku-buku itu nyaris seperti pajangan yang sudah ada sejak dahulu kala. Dia
juga tidak tahu sejak kapan buku-buku itu ada di rumah keluarganya.
Bagi
orang yang tidak terlalu suka membaca, ensiklopedia adalah buku yang sangat
membosankan. Wajar saja kalau ada orang yang tidak pernah membaca buku itu
walaupun mereka tinggal di rumah yang sama.
“Supaya
keliatan intelek, kali, ya,” ujar orang yang saya tanya itu.
Iya
mungkin saja rak buku itu ada di rumahnya hanya sebagai pajangan untuk
menaikkan gengsi, supaya kelihatan intelek. {ST}