Ana

Jumat, 25 November 2016

Helm Anak Kecil




            Seorang anak perempuan yang mengenakan helm berjalan di depan saya. Helmnya bergambar Hello Kitty. Helm yang dikenakannya itu serasi dengan pakaiannya yang didominasi warna pink. Anak itu tersenyum sopan ketika berjalan melewati saya. Saya pun membalas senyumannya. Senyuman saya itu tidak hanya sekedar sopan santun. Itu adalah senyuman penuh syukur.
            Beberapa tahun yang lalu, saat bertugas sebagai buyer, saya pernah membeli helm kecil untuk anak kecil. Helm itu untuk dijual kembali di perusahaan retail tempat saya bekerja. Menurut analisis saya saat itu, helm kecil itu akan laku keras karena pertumbuhan sepeda motor yang sangat pesat. Saya membeli 2 macam helm. Ada helm yang bahannya seperti helm proyek, yang satunya lagi seperti helm pengguna sepeda motor pada umumnya. Harga untuk kedua jenis helm ini terpaut cukup jauh. Tentunya karena bahannya yang berbeda.
            Helm kecil yang bahannya seperti helm proyek sebenarnya tidak layak menjadi pelindung kepala pengguna sepeda motor. Helm itu akan mudah retak dan pecah bila menerima tekanan. Namun helm ini laku keras. Kemungkinan karena harganya yang murah.
            Dalam perkembangannya, helm murah ini menjadi top ranking penjualan sehingga keberadaannya di toko selalu dipertahankan. Berbeda nasibnya dengan helm bermutu tinggi yang harganya cukup mahal. Helm itu menjadi barang slow moving. Makin lama keberadaannya di toko makin berkurang bahkan menghilang.
            Dari data dan pengalaman, saya tahu bahwa harga yang murah itu menarik bagi kebanyakan orang. Namun saya tidak rela karena harga murah yang belum tentu aman itu akan digunakan oleh anak-anak. Bukankah banyak juga orang tua yang mau mengeluarkan biaya mahal untuk anaknya?
            “Buat anak-anak yang murah-murah aja. Syukur-syukur dipakein helm,” jawab seorang pembeli yang kebetulan saya temui di toko.
            Saya tahu memang cukup banyak orang Indonesia yang belum sadar akan guna helm. Mereka menggunakan helm hanya supaya tidak ditangkap polisi, bukan untuk melindungi diri. Komentar seperti itu dapat mencerminkan kalau helm hanya digunakan sebagai formalitas saja. Syukur-syukur dipakein helm.
            Saat ini, sudah cukup banyak orang tua yang sadar akan keselamatan anaknya. Mereka membelikan helm yang memang layak untuk menjaga keamanan, bukan hanya formalitas. Patut disyukuri juga sekarang makin banyak pilihan helm yang cocok untuk anak-anak. Helm bernuansa pink yang dipakai anak itu salah satunya.
            Saya masih berdiri di tempat itu selama beberapa saat. Selain anak berhelm pink, ada beberapa anak lain juga yang mengenakan helm. Ada helm yang polos, ada juga yang berkarakter. Sepertinya karakter yang ada di helm itu sesuai dengan selera si anak penggunanya.
            Saya juga bersyukur karena anak-anak kecil itu sudah mengenal keselamatan di jalan sejak kecil. Jika kesadaran itu sudah ditumbuhkan sejak kecil, makan akan terbawa sampai saat mereka dewasa. Mereka dengan sadar menggunakan helm untuk melindungi kepala mereka yang berharga. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini