Seorang
anak perempuan yang mengenakan helm berjalan di depan saya. Helmnya bergambar
Hello Kitty. Helm yang dikenakannya itu serasi dengan pakaiannya yang
didominasi warna pink. Anak itu tersenyum sopan ketika berjalan melewati saya.
Saya pun membalas senyumannya. Senyuman saya itu tidak hanya sekedar sopan
santun. Itu adalah senyuman penuh syukur.
Beberapa
tahun yang lalu, saat bertugas sebagai buyer,
saya pernah membeli helm kecil untuk anak kecil. Helm itu untuk dijual kembali
di perusahaan retail tempat saya bekerja. Menurut analisis saya saat itu, helm
kecil itu akan laku keras karena pertumbuhan sepeda motor yang sangat pesat.
Saya membeli 2 macam helm. Ada helm yang bahannya seperti helm proyek, yang
satunya lagi seperti helm pengguna sepeda motor pada umumnya. Harga untuk kedua
jenis helm ini terpaut cukup jauh. Tentunya karena bahannya yang berbeda.
Helm
kecil yang bahannya seperti helm proyek sebenarnya tidak layak menjadi
pelindung kepala pengguna sepeda motor. Helm itu akan mudah retak dan pecah
bila menerima tekanan. Namun helm ini laku keras. Kemungkinan karena harganya
yang murah.
Dalam
perkembangannya, helm murah ini menjadi top
ranking penjualan sehingga keberadaannya di toko selalu dipertahankan.
Berbeda nasibnya dengan helm bermutu tinggi yang harganya cukup mahal. Helm itu
menjadi barang slow moving. Makin
lama keberadaannya di toko makin berkurang bahkan menghilang.
Dari
data dan pengalaman, saya tahu bahwa harga yang murah itu menarik bagi
kebanyakan orang. Namun saya tidak rela karena harga murah yang belum tentu
aman itu akan digunakan oleh anak-anak. Bukankah banyak juga orang tua yang mau
mengeluarkan biaya mahal untuk anaknya?
“Buat
anak-anak yang murah-murah aja. Syukur-syukur dipakein helm,” jawab seorang
pembeli yang kebetulan saya temui di toko.
Saya
tahu memang cukup banyak orang Indonesia yang belum sadar akan guna helm.
Mereka menggunakan helm hanya supaya tidak ditangkap polisi, bukan untuk
melindungi diri. Komentar seperti itu dapat mencerminkan kalau helm hanya
digunakan sebagai formalitas saja. Syukur-syukur dipakein helm.
Saat
ini, sudah cukup banyak orang tua yang sadar akan keselamatan anaknya. Mereka
membelikan helm yang memang layak untuk menjaga keamanan, bukan hanya
formalitas. Patut disyukuri juga sekarang makin banyak pilihan helm yang cocok
untuk anak-anak. Helm bernuansa pink yang dipakai anak itu salah satunya.
Saya
masih berdiri di tempat itu selama beberapa saat. Selain anak berhelm pink, ada
beberapa anak lain juga yang mengenakan helm. Ada helm yang polos, ada juga
yang berkarakter. Sepertinya karakter yang ada di helm itu sesuai dengan selera
si anak penggunanya.
Saya
juga bersyukur karena anak-anak kecil itu sudah mengenal keselamatan di jalan
sejak kecil. Jika kesadaran itu sudah ditumbuhkan sejak kecil, makan akan
terbawa sampai saat mereka dewasa. Mereka dengan sadar menggunakan helm untuk
melindungi kepala mereka yang berharga. {ST}