Ana

Sabtu, 22 Oktober 2016

Taman Bermain di TK




            Suatu hari, saya mendapat tugas untuk berkunjung ke sebuah TK. Setelah menyapa beberapa guru, saya pun berbincang dengan anak-anak kecil yang menjadi siswa di TK itu. Kami berbincang di selasar depan kelas.
            “Kalian tempat mainnya di situ, ya?” tanya saya sambil menunjuk ke arah taman bermain.
            “Iya kalau belum dijemput,” jawab seorang anak. Saya tidak ingat anak itu perempuan atau laki-laki.
            “Hah? Kok, belum dijemput?” tanya saya bingung.
            Tidak ada anak yang menjawab pertanyaan saya itu. Mereka malah menunjuk-nunjuk ke tempat lain. Seorang anak membimbing saya ke tempat yang ditunjuk oleh temannya itu. Saya pun kemudian mengikuti sekelompok kecil anak TK itu. Mereka melalui lorong kecil di belakang gedung sekolahnya.
            Pertanyaan saya terjawab saat kami keluar dari lorong kecil itu. Kami memasuki sebuah taman besar dengan aneka taman bermain. Ada beberapa atribut lalu lintas pula di taman itu. Selain sebagai tempat bermain, taman itu juga sebagai tempat untuk belajar lalu lintas.
            Rombongan anak-anak yang tadi membimbing saya lalu memilih alat bermain yang mereka inginkan. Seorang anak yang naik ke jembatan lengkung mengajak saya untuk ikut bermain. Saya hanya tertawa-tawa sambil menolak dengan halus. Saat itu saya khawatir jatuh. Dengan demikian wibawa saya pun ikut jatuh.
            Walaupun hanya berjalan-jalan sebentar di taman itu, saya sudah cukup merasa senang. Keceriaan anak-anak itu menular kepada saya. Kepala saya mendadak dipenuhi banyak ide yang mendesak untuk dijadikan karya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini