Setelah cukup lama
menggunakan bus Transjakarta, saya mulai merasa nyaman. Kalau tidak menggunakan
bus, saya menggunakan jasa transportasi online. Saya menjadi agak malas untuk
nyetir sendiri.
Yang membuat saya malas
nyetir karena kepadatan dan kemacetan di Jakarta. Saat nyetir sendiri, saya
tidak bisa duduk leyeh-leyeh apalagi tertidur. Saya harus waspada dan siap
siaga sepanjang perjalanan. Makin lama waktu yang diperlukan untuk sebuah
perjalanan, makin lama saya harus waspada. Tentunya akan makin lelah juga.
Sebenarnya naik bus itu
nyaman juga, kok. Semua bus Transjakarta dilengkapi dengan pendingin udara.
Pendingin udara ini masih berfungsi dengan baik walaupun bus itu padat. Untuk
tempat duduk, memang tidak semua orang mendapatkannya. Hanya yang masuk lebih
dulu dan yang prioritas saja yang mendapatkannya. Kadang-kadang kalau saya
ingin duduk di dalam bus, saya akan menunggu bus berikutnya.
Bus berikutnya dapat dipantau dari layar monitor yang tersedia di halte.
Dengan melihat sajian itu, kita dapat menentukan untuk naik bus yang mana. Mau
menunggu bus berikut atau yang saat itu sudah ada di halte. Informasi ini
sangat membantu untuk mengambil keputusan. Hanya satu hal yang saya sayangkan
dari sistem yang ada sekarang, yaitu durasi kedatangan bus yang tak tentu.
Pada saat menanti bus, kita bisa melihat bus mana saja yang akan datang.
Ada bus yang jaraknya berdekatan, sehingga waktu tibanya pun berdekatan. Ada
pula bus yang jaraknya sangat berjauhan, sehingga selisih waktu tibanya pun
lama, bahkan sangat lama. Saya pernah menunggu hampir 40 menit di halte dpean kantor
saya tanpa ada bus yang lewat. Setelah bus pertama datang, bus-bus selanjutnya
berdatangan dalam waktu tak lebih dari 10 menit.
Durasi yang tak tentu itu sebenarnya dapat dipahami karena bus
menggunakan jalan raya yang kondisinya penuh kendaraan. Apabila sampai ada
kemacetan, maka bus akan otomatis tertunda. Bus yang di belakangnya pun akan
tertunda, dan seterusnya. Bus-bus itu akan menghilang dari layar monitor, atau
malah sebaliknya, menjadi bertumpuk-tumpuk.
Waktu kedatangan yang tidak menentu itu tentunya akan merepotkan. Waktu
perjalanan pun akan susah diperkirakan. Kadang-kadang cepat, kadang-kadang
sangat lama. Semoga saja ke depannya tidak akan terjadi lagi yang seperti ini.
Kalau waktu kedatangan dan juga waktu tempuh perjalanan relatif pasti, tentunya
akan lebih banyak orang yang memilih menggunakan Transjakarta. {ST}