Ana

Sabtu, 08 Oktober 2016

Curahan Hati Pengemudi Transportasi Online




            Beberapa waktu yang lalu, ada yang mengirimkan curhat seorang pengemudi ojek online dalam sebuah group WA yang saya ikuti. Dalam cerita pendek itu diceritakan bagaimana menderitanya mereka ketika ada yang memesan makanan dengan menggunakan jasanya. Untuk memesan dan membeli makanan, pengemudi ojek online harus mengeluarkan uang lebih dulu. Mereka harus membelikannya kemudian mengantarkan kepada pemesan.
 Diceritakan pula kalau mereka hanya bisa ngiler melihat makanan berharga mahal itu. “Penderitaan” mereka masih berlanjut saat harus mengantar makanan ke gedung yang penjagaan keamanannya cukup tinggi. Mereka diminta untuk menunggu di lobi, atau naik dengan menggunakan lift barang yang kabarnya tidak layak untuk manusia.
Cerita yang dikirimkan itu tidak pendek-pendek amat. Kalau dimuat di majalah kira-kira akan memakan 1 halaman sendiri. Cukup panjang, namun juga cukup pendek. Cerita ini hampir semuanya terdiri dari keluhan. Tidak ada satu pun ucapan syukur dalam kata-katanya.
Keluhan sang pengemudi itu ditanggapi oleh beberapa orang teman saya. Ada yang kurang suka dengan keluhannya yang dikatakan agak lebay. Ada juga yang simpati pada curhatnya. Ada juga yang mengatainya cemen. Seorang teman saya yang juga berprofesi sebagai pengemudi transportasi online juga mengatakan curhatannya berlebihan.
Saya tidak terlalu banyak berkomentar dalam forum itu. Saya tidak memilih untuk menjadi pengemudi transportasi online. Tidak harus terpaksa pula melakukannya. Setiap pekerjaan memang ada enak dan tidak enaknya. Mungkin memang tidak ada atau sangat sedikit orang yang memilih bekerja menjadi pengemudi ojek. Walaupun pekerjaan itu bukanlah pekerjaan pilihannya, namun pekerjaan itu halal. Sudah seharusnya disyukuri. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini