Ana

Minggu, 09 Oktober 2016

Anak Kucing Kurus Kering




            Saat duduk di teras rumah, saya mendengar suara kecil yang terdengar samar-samar. Makin lama suara itu makin jelas. Itu adalah suara kucing yang mengeong. Saya pun mencari-cari dari mana sumbernya. Saya menemukan kucing itu dengan mudah. Ia duduk di sudut teras tempat saya duduk.
            Anak kucing itu kemudian berjalan pelan. Ia berjalan menuju ke pintu rumah kami yang terbuka. Saya pun menghalaunya dengan tangan saya sambil berkata, “Hus! Hus!” Iya, saya mengusirnya. Anak kucing itu pun segera paham. Ia bergerak berbalik dan kembali ke sudut tempatnya duduk tadi. Kali ini wajahnya ketakutan dan tubuhnya gemetar.
            Sesaat saya merasa diri saya kejam karena mengusirnya. Anak kucing itu kurus kering. Sepertinya ia kelaparan. Badannya pun kurus kering. Tubuhnya yang gemetar mungkin karena kelaparan plus ketakutan. Kasihan.
            Sesaat kemudian saya kembali menjadi si ratu tega. Memasukkan kucing itu ke dalam rumah akan membuat masalah baru. Kucing-kucing liar itu akan mengacaukan tatanan rumah kami. Meja makan, dapur, dan kolam ikan adalah daerah yang sering dikacaukan oleh para kucing. Akhirnya saya meninggalkan kucing itu di teras depan rumah. Entah apa yang terjadi dengannya.
            Kucing yang gemetar ketakutan itu ternyata tidak langsung pergi. Ia masih mengeong beberapa saat dengan suara lemah. Ia pun masih ada di ingatan saya sampai beberapa saat lamanya. Kucing ini pun menjadi inspirasi bagi sebuah cerita saya. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini