Hari Senin adalah hari
pertama bekerja dalam setiap minggunya. Datangnya hari ini kebanyakan tidak
disambut gembira oleh para pekerja, apalagi pekerja yang tidak suka dengan
pekerjaannya. Memang cukup berat rasanya kalau harus bekerja setelah liburan.
Apalagi ditambah dengan kemacetan di jalan menuju tempat kerja.
Saya sebenarnya
menyukai pekerjaan saya, namun tetap saja rasanya langkah agak berat. Itu
karena mata yang berat. Ngantuk. Itu membuat semangat kerja tidak selalu muncul
di pagi hari Senin.
Sudah beberapa minggu
ini saya terlambat bangun di hari Senin. Ada beberapa penyebabnya. Antara lain
karena saya tidak bisa tidur di malam sebelumnya. Itu karena saya baru tertidur
malam hari di malam-malam akhir pekan sebelumnya. Saya masih terjaga di Jumat
malam dan Sabtu malam. Akibatnya, di Minggu malam pun saya kesulitan tidur.
Sebab lainnya karena
saya kebanyakan tidur siang di hari Minggu. Biasanya, di hari kerja, saya tidak
pernah tidur siang, kecuali sedang sakit. Tidur siang akan membuat saya tetap
segar sampai malam hari, bahkan dini hari. Tak jarang saya baru tertidur
menjelang azan subuh. Apabila saya harus bangun di jam biasa untuk pergi
bekerja, itu artinya jam tidur saya kurang.
Hari ini saya juga
terlambat bangun dan kurang tidur. Akibatnya saya mengantuk saat tiba di
kantor. Ada saatnya saya sampai mengangguk-angguk terkantuk-kantuk. Akhirnya
saya menyerahkan kewaspadaan saya pada kafein. Saya minum kopi.
Secangkir kopi saja
ternyata tidak cukup untuk membuat saya
waspada dan siaga. Mata rasanya masih mengantuk tetapi otaknya sudah
berputar-putar. Ada banyak sekali ide di kepala saya yang mendesak untuk
dikeluarkan. Semua ide itu berkelebat liar tidak beraturan. Sangat susah untuk
berkonsentrasi. Akhirnya apa yang saya mulai hari ini tidak semuanya dapat saya
selesaikan. {ST}