Suatu hari, saya
memesan ojek secara online. Pilihan ini saya ambil karena terburu waktu untuk
tiba di sebuah tempat pertemuan. Saya menanti kedatangannya di depan kantor
saya.
Saat penanda di telepon
genggam saya menandakan bahwa pengemudi itu sudah dekat, saya pun mencarinya
dengan memerhatikan pelat nomor sepeda motornya. Saya segera mengalihkan
pandangan ke pengemudi setelah menemulan nomor kendaraan yang sesuai. Alangkah
kagetnya saya melihat pengemudi itu.
Pengemudi kendaraan
beroda dua itu adalah seorang lelaki bertubuh kecil. Entah dia memang seorang
anak kecil, atau orang dewasa yang bertubuh kecil. Yang jelas badannya terlihat
sangat kecil di atas seepda motor hitamnya. Saya masih bengong saat dia
menyerahkan helm warna hijaunya.
Tubuh kecilnya membuat
saya, penumpangnya ini, terlihat besar sekali. Tepatnya saya merasa diri saya
besar sekali. Saat duduk di belakangnya saya bisa melihat pemandangan di depan
melalaui bagian atas helmnya. Perasaan besar itu makin terasa saat kendaraan
sudah berjalan. Hembusan angin terasa sangat kencang karena orang yang di depan
saya bertubuh kecil. Hampir tidak ada penghalang antara hembusan angin dan
tubuh saya.
Dalam perjalanan, saya
bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di depan kemudi. Itu membuat saya
cukup tegang. Badan saya berkali-kali berusaha mengerem karena jaraknya yang
sudah dekat. Saya tahu sebenarnya jarak antar kendaraan itu cukup aman (atau
biasa) bagi sepeda motor. Namun karena tidak terbiasa, saya merasa jarak itu
terlalu dekat dan nyaris menabrak. Perjalanan itu terasa lebih menegangkan
dibandingkan dengan biasanya. Rasanya seperti naik wahana permainan di Dunia
Fantasi. Padahal sebenarnya biasa saja. Jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh,
hanya sekitar 7 kilo meter. {ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar