Ana

Jumat, 23 September 2016

Bermain ke KPK




            Siang itu saya mendapat undangan untuk bermain ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Iya benar, untuk bermain, bukan menjadi saksi ataupun tersangka. KPK mengeluarkan beberapa jenis permainan yang dapat dimainkan oleh semua kalangan. Saya menjadi undangan mewakili media anak tempat saya numpang berkarya.
            Permainan yang dikembangkan KPK ini tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk semua kategori usia. Permainannya disesuaikan dengan usianya. Yang untuk orang dewasa juga disesuaikan dengan profesinya. Misalnya profesi di bidang kesehatan maupun bisnis.
            Sebenarnya selalu ada keinginan bermain dalam diri setiap orang, tidak hanya pada anak-anak. Orang dewasa pun suka bermain. Ada ungkapan there is a child inside everyone of us. Ungkapan itu memang benar adanya akrena semua orang pernah menjadi anak-anak dan ada keinginan untuk bermain pada setiap orang. Kadarnya saja yang berbeda-beda.
            Dengan bermain, tanpa sadar orang akan memasukkan pemikiran dan kebiasaan dari permainannya. Nilai-nilai yang ada pada permainan itu akan memberi pengaruh pada orang yang memainkannya. Nah, pada permainan yang dibuat oleh KPK ini, nilai-nilainya adalah kejujuran.
            Beberapa permainan itu kebanyakan adalah permainan papan. Permainan ini harus dilakukan dengan orang lain. Ada yang berpasangan berdua saja, ada pula yang dapat dimainkan oleh cukup banyak orang. Semua permainan itu memiliki nilai yang sama, yaitu kejujuran.
            Nilai-nilai kejujuran adalah salah satu nilai yang juga menjadi bagian dari media anak tempat saya bergabung. Saya sebagai penulis cukup sering membuat cerita anak yang mengandung nilai kejujuran. Secara pribadi saya juga sangat mendukung nilai-nilai kejujuran.
            Kejujuran adalah masalah yang cukup pelik di negara ini. Walaupun kebanyakan penduduknya mengaku beragama, tidak semuanya menjalankannya dengan baik. Padahal kejujurana dalah nilai yang ada dalam setiap agama. Banyak orang yang munafik dan tidak jujur, namun merasa dirinya orang baik. Masih mendingan orang yang tidak jujur namun merasa berdosa dan bersalah. Orang-orang seperti ini kemudian berusaha berubah dan membuat keadaan menjadi lebih baik.
            Untuk mengubah cara pikir dan mental manusia yang sudah terbiasa tidak jujur memang tidak mudah. Apalagi dilakukan dengan cara pemaksaan yang kurang menyenangkan. Apalagi orangnya sudah tidak lagi dapat merasakan benar dan salah. Wah, makin susahlah caranya. Namun, harapan masih ada dengan adanya cara menyenangkan seperti permainan. Dengan bermain, kita dapat melatih diri menjadi jujur.
            Salah satu permainan yang ikut saya mainkan dalam kunjungan ke KPK itu adalah permainan untuk anak usia SD kecil. Dalam permainan ini memang sangat terasa nilai kejujuran dan juga sportivitas. Permainan ini cukup seru dimainkan bersama dengan anak-anak kecil itu. Walaupun ada yang “kalah” tidak merasa kalah. Anak-anak tetap riang gembira memainkannya. 
               Sesuatu yang membuat saya terkesan di gedung ini adalah hiasan dindingnya. Dinding di bagian depan gedung itu dihiasi dengan tulisan-tulisan yang mengingatkan akan kejujuran. {ST}

Popular Posts

Isi blog ini